Gus Thoriq Darwis Teguhkan Nasionalisme Santri Nusantara

Gus Thoriq Darwis Teguhkan Nasionalisme Santri Nusantara

Ia mengakui, pemikiran awalnya saya saat itu, berangkat dari keprihatinan, bawa kalangan santri terpinggirkan dan tidak mendapatkan peran strategi selama tiga kepemimpinan presiden RI.

Apakah ada kekhawatiran justru muncul politisasi santri ke depan?
Soal ini, Gus Thoriq menegaskan, nasionalisme dan cinta Indonesia adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari keberadaan santri. Dan, jika santri mendapatkan ruang dan peran strategis dalam sistem pemerintahan dan ketatanegaraan, maka Indonesia akan lebih baik kedepannya.

"Politik itu siasat (strategi). Tidak ada pertentangan politik dan agama. Jika tujuannya baik, sama-sama penting," tandasnya.

Namun begitu, Gus Thoriq sangat berharap memaknai HSN agar jangan sampai melenceng dari substansi dan ghirah awalnya. Bahwa, santri juga tidak mati atau terbungkam nasionalismenya.

Bahkan, lanjutnya, ia berharap semua tidak puas memaknai HSN sebatas pengakuan dan seremonial pengakuan saja. Seluruh santri, diharapkan juga tidak lupa diri dan tetap tidak meninggalkan tradisi kesantriannya.

"Indonesia perlu punya doa resmi kenegaraan. Santri-satri juga harus selalu menyatu, menghasilkan banyak resolusi santri bagi kemaslahatan bangsa dan negara," demikian Gus Thoriq Ziyad. (*)

Sumber: