Anti-klimaks Terorisme, Tembak Mati pun Biasa
Polri versus teroris terus perang. Tersangka teroris, dr Sunardi (54) ditembak mati Densus 88 di Sukoharjo, Jateng, Rabu (9/3). Masyarakat tenang saja. Tidak protes. Kecuali, pihak berkepentingan.
***
KARENA terorisme sudah dianggap kriminal, dalam perspektif masyarakat. Yang dulu, satu dekade lalu, masih ada yang mengaitkan terorisme dengan agama. Membingungkan masyarakat.
Indikator: Dulu, setiap ada penangkapan terduga teroris, Kapolri selalu langsung mengatakan: "Terorisme tidak terkait agama. Masyarakat jangan terprovokasi. Dimohon tenang."
Itu hasil analisis Badan Intelijen dan Keamanan Polri. Bahwa sebagian masyarakat menganggap teroris terkait agama. Ada pembelaan masyarakat terhadap teroris. Walau tak terucap. Mangkanya, Kapolri bicara begitu. Mereduksi kemungkinan-kemungkinan.
Sekarang, atau sudah beberapa tahun terakhir, tidak begitu lagi. Polri tidak 'kikuk' lagi menindak teroris. Asal sesuai Standard Operating Procedure (SOP), disikat.
Paling mencolok, Rabu petang, 31 Maret 2021. Seorang wanita berhijab hitam masuk, lingak-linguk di dalam Mabes Polri. Ditembak sniper. Satu peluru, masuk jantung, Tewas di tempat.
Wanita itu Zakiah Aini, kelahiran 1995. Baru dewasa. Yang ternyata membawa pistol airsoftgun.
Kapolri tidak lagi merasa perlu menerangkan seperti dulu, bahwa itu tidak terkait agama. Tidak perlu lagi. Sudah kuno. Bahkan, tidak ada pernyataan Kapolri sama sekali.
Di awal 2022 Polri mengumumkan, sepanjang 2021 Polri mengamankan 392 orang terduga teroris. Terdiri dari 26 kasus. Sebagai kaleidoskop. Rutin tahunan. Tidak lagi istimewa, satu per satu tangkapan.
Media massa indikator paling jelas. Dalam memberitakan terorisme. Dulu antusias, sekarang ogah-ogahan. Karena tidak lagi mengangkat oplah koran. Atau viewers online.
9 November 2005 dr Azhari digerebek Densus 88 di Perumahan Flamboyan, Kota Batu, Malang, Jatim. Azhari melawan. Kontak tembak berlangsung enam jam. Azhari tewas di tempat.
Sepanjang enam jam itu, aneka stasiun TV siaran langsung. Koran-koran memberitakan dr Azhari berhari-hari, dan tetap laku keras.
Kini, tersangka teroris dr Sunardi hendak ditangkap Densus 88, kabur. Malah menabrakkan mobilnya ke polisi. Ditembak mati.
Karo Pemas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers daring, Jumat (11/3) menyatakan: "Sebelum dilakukan penangkapan, status Saudara SU (Sunardi) adalah tersangka terorisme, bukan terduga."
Sumber: