Kembali S & N

Kembali S & N

S & N memperjuangkan pembangunan ekonomi.

"Perubahan tidak bisa dilakukan hanya dengan kata-kata". Itulah kalimat yang diucapkan Shehbaz dalam pidato pertamanya sebagai perdana menteri baru. Arahnya jelas: menyindir Imran yang baru saja ia gantikan.

Imran memang masuk ke politik dengan mengusung tema perubahan –nebeng popularitas sukses motto Barack Obama di Amerika.

Jalan tol Pakistan dibangun di zaman Sharif Sang Kakak. Jalan itu membelah Pakistan dari Selatan (Karachi) ke Utara (Islamabad).

Poros Pakistan-Tiongkok didirikan di era Sharif Sang Kakak. "Nawaz memang hebat. Saya pendukungnya," ujar sopir yang membawa saya melewati jalan tol itu sebelum pandemi.

Pun, pelabuhan gajah-bengkak di Gwardar –di pantai selatan Balochistan– diserahkan ke Tiongkok di zaman Nawaz.

Hari pertama sebagai perdana menteri Shehbaz Sang Adik menaikkan upah minimum pekerja. Itu berlaku mundur: sejak 1 April lalu. Ia juga menaikkan gaji pegawai negeri, tentara dan pensiunan. Tarif listrik pun akan diperbaiki –terutama bagi yang miskin.

Menaikkan gaji adalah langkah konkretnya mengatasi kenaikan harga-harga di banyak bidang: menaikkan daya beli.

Shehbaz juga akan memperbaiki iklim investasi –tapi perusahaan harus memperbaiki gaji buruh. "Pakistan harus jadi surga investasi," katanya.

Terpilihnya perdana menteri baru ini disambut antusias oleh pengikutnya. Mata uang Pakistan, Rupee, ikut menguat. Amerika pasti senang –terkait soal Afghanistan. Tiongkok juga senang –terkait soal bisnis.

Tapi Imran juga punya banyak pengikut. Mereka demo di mana-mana. Setelah salat isya. Dalam jumlah besar.

Tapi –untuk sementara– Imran memang kalah. Lapangan politik ternyata beda dengan lapangan kriket. Juara dunia kriket ini kalah 0-5 di pertandingan politik di Pakistan.
Saya sebut kalah 0-5 karena ia dan semua anggota DPR-nya meninggalkan lapangan sebelum pertandingan dimulai.

Tanpa WO itu pun ia sudah kalah 0-5.

Upayanya membubarkan parlemen gagal: 0-1. Mahkamah Agung justru memulihkan status parlemen setelah Presiden Pakistan membubarkannya.

Upayanya menggunakan taktik filibuster (lihat Disway Senin,11/4, lalu) juga gagal: 0-2.

Sumber: