Low 100 Kilo

Low 100 Kilo

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Johan

Kisah orang sukses selalu menarik untuk diikuti. Terutama yang sukses hasil perjuangan sendiri, yang secara background pendidikan tidak mentereng dan malah kadang kurang berpendidikan secara formal. Abah DI adalah satu contoh, Datuk Low adalah contoh lainnya. Ada kesamaan diantara orang-orang sukses tersebut. Mereka punya pemikiran visioner dan berani ambil resiko, kadang disertai pengorbanan yang tidak kecil. Datuk Low berani mengorbankan kewarganegaraannya dan masuk ke pedalaman Kaltim membangun usaha. Abah DI berani mengorbankan kesehatannya dengan bekerja tak kenal waktu demi membesarkan koran yang diasuhnya. Dalam hidup ada satu masa dimana kita akan dihadapkan pada sebuah situasi mengambil keputusan besar, yang akan berpengaruh luar biasa ke hidup kita selanjutnya. Datuk Low melakukannya di umur 37 tahun, menanggalkan kewarganegaraan Singapura menjadi WNI. Langkah penting yang akan mengantarkannya menjadi seorang triliuner. Bagaimana dengan saya sendiri? Saya melakukannya di umur 30 tahun, menanggalkan celana anak gadis orang disaat perusahaan sedang goncang dan PHK besar-besaran. Dampaknya hebat, saat anak pertama lahir, status saya adalah pengangguran.

Liam Then

Saya kagum Bang Johan. Anda seorang pengambil resiko. Tapi mohon jangan di ulangi, pasti pusing besar hasilnya

Anwarul Fajri

Den bagus juga dapat 3M kok, Mingkem, Mangap Dan Monyong….hahahaha. cuk jancuk…….

Mbah Mars

Meskipun tidak pernah melihat pintu universitas, namun di beberapa pemberitaan tertulis gelar doktor di depan namanya: Dr.Low Tuck Kwong. Mungkin, seperti halnya Abah DI, ia mendapatkan doktor honoris causa dari sebuah universitas. Datok Low itu Ora tau mambu kampus, ning gawe wangi kampus. Ya, itu karena Datok Low menyalurkan bantuan sebesar 200 milyar ke ITB (100 m). UGM (50m) dan UI (50m). Saat mengucurkan bantuan kepada tiga kampus ini, banyak orang Kaltim yang "protes", termasuk Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi. Menurut Hadi, mustinya Bayan itu bijak dalam menyalurkan bantuan. Jangan hanya mengeruk tambangnya tanpa memperhatikan masyarakat Kaltim. Memang bersedekah itu yg paling baik dimulai dari yang terdekat. Baru melebar ke yg lebih jauh. Semoga aspirasi masyarakat Kaltim didengar Datok Low.

Muin TV

Cak Nur dalam salah satu ceramahnya pernah bilang, "Katanya kuliah untuk cari ilmu… Ternyata untuk cari gelar. Setelah dapat gelar, ternyata untuk cari kerja. Setelah kerja, ternyata bukan kerja tujuannya. Tapi untuk cari duit. Lah kok ndadak muter-muter. Mbok ya dari awal langsung saja, lulus sekolah langsung cari duit." Mungkin hasilnya seperti Datuk Low Tuck Kwong, jadi konglomerat. Wkwkwk.

Akagami Shanks

DR LOW = Kepemilikan pada BYAN (61,18%), atau sekitar Rp 110.124.539.820.000 per harga Rp54.000. Ini belum termasuk kepemilikan anak cucu, cicit, dan menantu. Juga akun nomine kalau ada.

triyoga

Saya tidak suka dengan macam orang Low Tuck Kwong. Pindah ke WNI hanya mengejar harta. Sedikit keuntungan bagi Indonesia menerima orang seperti ini, dibanding keuntungan yang diperoleh Low tuck Kwong. Demi harta ditinggallah kewarganegaraannya, tapi tetap sering tinggal di singapura. suatu saat apa lagi yang ditinggalkan orang macam ini demi peluang harta yang lebih besar. Apakah orang seperti ini cinta indonesia atau cinta kekayaan alamnya saja untuk dikeruk? wallahualam.

thamrindahlan

Sumber: