Polri Bedakan Hasil Lie Detector Sambo dan Ajudan

Polri Bedakan Hasil Lie Detector Sambo dan Ajudan

Hasil lie detector tiga tersangka, Eliezer, Ricky dan Kuat, diumumkan. Hasil lie detector Sambo dan Putri Candrawathi, serta Susi, tidak. Itu disoal Anggota Komisi III DPR Fraksi Golkar, Supriansa. Mengapa tidak fair?

***

SUPRIANSA kepada pers, Jumat (9/9) mengatakan:

"Untuk memenuhi rasa keadilan bagi publik, ya… sebaiknya dibuka hasil detektornya semua. Masak, dalam satu kasus ada yang buka hasilnya ke publik, dan ada juga yang tidak dibuka?"

Dilanjut: "Itu artinya terbuka kesempatan bagi publik untuk menafsir sendiri. Dan untuk memenuhi asas transparansi sebagaimana harapan Pak Presiden Jokowi dalam penanganan kasus ini sebaiknya dibuka secara transparan."

Akhirnya: "Tapi sebagai pribadi ya kita serahkan ke tim khusus. apa yang terbaik untuk penyidikan kasus tersebut."

Dengan mengaitkan antara kasus Duren Tiga dengan harapan Persiden Jokowi, Supriansa menegaskan, bahwa Presiden Jokowi sudah empat kali mengatakan ke publik, bahwa Polri harus membuka kasus ini sejelas-jelasnya. "Jangan ada ditutupi," ujar Jokowi.

Tapi, hanya di hasil lie detector ini yang disoal Anggota Komisi III DPR RI. Selebihnya, penyidikan berjalan terbuka.

Tiga tersangka, Bharada Richard Eliezer (RE), Bripka Ricky Rizal (RR), dan Kuat Ma'ruf (KM) menjalani pemeriksaan lie detector pada Senin, 5 September 2022.

Hasilnya, diumumkan Direktur Tindak Pidana Umum, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi kepada wartawan, Selasa (6/9), begini:

"Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya no deception indicated, alias jujur."

Apa keterangan tersangka yang dinyatakan jujur? Pengacara Bripka Ricky Rizal, Erman Umar dikonfirmasi wartawan, Minggu, 11 Setember 2022, menceritakan:

Ricky melihat Irjen Ferdy Sambo hanya menembak dinding dan tangga. Bukan menembak Brigadir J (Yosua).

Erman menyatakan, Ricky melihat Bharada Richard Eliezer atau Bharada E yang menembak Brigadir Yosua.

Erman: "Setelah tembakan, RR menerima panggilan HT (handy talkie) dari ajudan lainnya yang bernama Brigadir Romer."

Sumber: