Gubernur DKI dan Sejuta Hari

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Kupikir: Anies Baswedan benar. Menutup aduan publik. Tak perlu ada aduan publik. Berat, Cing. Lha, janji rumah DP nol, ternyata angsuran per bulan Rp 9,2 juta.
Jelang akhir jabatan Anies, Kamis, 6 Oktober 2022, Jakarta banjir, parah. Dikutip dari Detikcom, Jumat, 7 Oktober 2022, judul: "Titik Banjir di Jakarta Jadi 90 RT, Tinggi Air Ada yang Capai 2 Meter".
Alamak… Kolam renang untuk kompetisi, pun dalamnya 1,8 meter. Airnya bening kinclong. Jakarta banjir dua meter. Berlumpur.
Jakarta, mah… emang banjir. Sejak dulu begitu. Sejak dulu, pemimpinnya ogah urus.
Kini, terbit pemimpin baru: Heru Budi Hartono. Berani. Membuka aduan publik. Padahal, ada jutaan uneg-uneg warga. Siap mengadu ke gubernur. Seandainya, sehari satu aduan saja, butuh gubernur sejuta hari. Biar aduan warga tetap ada. Tidak dihapus gubernur pengganti.
Kupikir: Ngapain repot-repot mikir? Biarkan Gubernur Heru mikir sendiri. Didampingi para staf yang pura-pura mikir. Supaya tidak dicopot.
Kuduga: Sejatinya para staf gubernur, kini sedih. Dulu gak sibuk, sekarang pusing setengah mati. Padahal, kata 'demi rakyat' itu, 'kan cuma bohong-bohongan. Masak, sekarang jadi beneran?
Harapan rakyat Jakarta: "Maju terus, Gubernur Heru… Pimpin-lah Jakarta sejuta hari." (*)
Sumber: