Salam Baru

Salam Baru

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Itu sudah mirip dengan tokoh-tokoh PDI-Perjuangan harus membuka salam dengan pekikan heroik: ''M e r d e k a!''. Sampai tiga kali.

Kapan kalimat baru khas NU itu mulai dipakai?

Mas'ud Adnan, tokoh NU Jatim, mengatakan sudah lupa kapan pertama menggunakannya. "Saya terpengaruh oleh teman-teman PMII," ujar Pemimpin Redaksi Harian Bangsa itu.

Menurut Mas'ud, anggota PMII-lah yang paling gencar menggunakannya. PMII adalah organisasi mahasiswa NU.

Setahu Mas'ud, Gus Dur sendiri tidak pernah menggunakan kalimat tambahan itu. "Sampai saya ketularan tidak pernah menggunakannya," katanya. "Baru belakangan saya terpengaruh teman-teman PMII," tambahnya.

Gus Dur juga tidak pernah menggunakan kalimat tambahan yang lama. Terutama, guraunya, sejak kalimat itu dipinjam oleh Golkar dan tidak pernah dikembalikan. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 8 Februari 2023: Balon Putih

Budi Utomo
Kemarin saya sempatkan waktu menyimak langsung pidato Biden yang membuat saya geli sendiri. Pingin ngakak bareng spirit Shinchan. Hampir semua point yang diorasikan Biden adalah sasaran empuk untuk ditertawakan spirit Shinchan yang rusuh, usil, nakal. Baiklah kita mulai satu per satu. Kalau terbentur batas panjang komentar akan kami sambung lagi. Bahasa yang akan kami pakai sesederhana mungkin agar mudah dipahami. Dan kalau campur sedikit English, Jawa, Betawi mohon dimaklumi. Pertama adalah Biden mengakui infrastruktur USA kini tertinggal jauh. Tidak disebut detail tertinggal jauh dari siapa tapi kita sudah tahu sama tahulah. Siapa lagi kalau bukan dari China alias Tiongkok. Negara yang katanya super power, developed, kalah infrastrukturnya dibandingkan negara yang berflower, eh berkembang alias developing yang pendapatan per kapitanya puluhan kali lipat jauh di bawah USA. Kok bisa? Ya iyalah. Saking getol membangun dan mengoperasikan pangkalan militer di seluruh penjuru bumi sambil jualan senjata palugada (apa yang elu mau gue ada) sampai-sampai menelantarkan infrastruktur dalam negeri sehingga disalip oleh “anak kemarin malam” (bukan lagi “kemarin sore”) yaitu Tiongkok. Program triliyunan USD yang disebut Build Back Better bertujuan mengejar ketertinggalan itu. Namun saya perhatikan Republiken tidak memberikan applause standing ovation. Samalah dengan para pembenci Jokowi di negeri ini. Mereka mungkin punya slogan: rakyat tidak makan infrastruktur. Duh terbentur batas.

bagus aryo sutikno
Disway itu manifesto kursus jurnalistik lvl moderat Mas Bro. Moderat, modal dengkul dan urat. Suhu'nya pol2an lek ngajari lek ngulang, ndilalah murid2e ndledex koyo telex. Wa akhiron yg muncul itu bukan brigade jurnalis tapi kompi perusuh bin pengacau. #salam jurnalis perusuh

Ahmad Zuhri
Inilah salah satu kecerdasan Tiongkok, pesawat Amerika tidak ditembak jatuh dan ditahan sampai sekarang karena dipelajari dulu teknologi yg ada didalam nya seperti apa.. Kok bisa ya mereka itu seperti 'haus ' akan ilmu pengetahuan dan inovator seperti itu.. niat generasi muda nya untuk belajar ke luar negeri jg luar biasa. Harusnya Amerika jg melakukan hal yg sama terhadap balon Tiongkok tersebut, entah bagaimana caranya balon tersebut dibawa mendarat dan dipelajari teknologi nya hehehe.. Selamat Hari Jadi yg ke-5 untuk Disway, tetaplah sebagai sumber inspirasi dan harapan.. Seperti yg disampaikan beberapa teman2, jujur di Disway ini banyak yg hanya baca tulisan Abah aja.. saya kadang coba buka artikel yg lain karena tertarik dengan judulnya yg begitu bombastis, ternyata sering kecewa karena isi artikel/berita nya kurang sesuai dengan judulnya. Padahal kurang gimana lagi julukan Abah itu, ada yg bilang Suhu Jurnalistik, Begawan Media, tapi sayang banget ilmunya tidak bisa diturunkan dengan sempurna ke anak didiknya yg sekarang ini.. Entahlah.. mungkin karena zamannya udah berubah, atau kita sendiri yg malas untuk berubah..

Pakdhe joyo Kertomas
Amrik pola pikir bangsanya mulai seperti Yunani. Terlalu berbangga dg masa lalu. Mereka menang di PD ll dan perang dingin serta perang melawan islam. Disaat dia mabuk kemenangan China nyalip di tikungan. Namanya mabok mana bisa lari mengejar. Limbung kanan kiri. Nyampar kiwo tengen. Hampir mirip negara wakanda. Sebagian masih mabuk dengan kejayaan nusantara. Padahal kalo mau jujur sekarang di level Asean ajja medioker. Di semua aspek.

Liam Then
Sudah tau di bohongi, juga tetap merudu kesana. Karena barangnya murah, enak buat cuan, jadi basis produksi, bikin prototype pasti ditanya : "Anda mau yang modalnya berapa?" Orang asing yang di Tiongkok sering ngomong begitu bak gadis kasmaran, sudah tau dibohongi, tetap mau aja. Kwkwkwkwk

Budi Utomo
Zai Xunyuan. 在训练Sedang “training” or “learning” (jadi pembohong). Memang betul sih itu artinya. Humor itu sesungguhnya bisa diterapkan ke siapapun. Wakakaka. Contoh: kalau Anda seorang bawahan yang pernah dicacimaki boss Anda maka walaupun Anda menaruh dendam tetap saja harus memasang muka ramah terhadap boss Anda, kecuali Anda memang mau dipecut eh dipecat. Wakakaka. Selamat Pagi Nak. Pagi Boss. Sehat Selalu. Padahal dalam hati bilang: Pagi Ndasmu! Wakakaka. Kecuali Anda tak punya tata krama seperti Shinchan! Wakakaka. Mayoritas orang kalau sudah menyangkut uang, misal antara bawahan dan boss, atau antar sesama pedagang, basa-basi diperlukan, kecuali Anda sudah tak peduli dengan uang dan senakal Shinchan. Wakakaka

Budi Utomo
Wakakaka. Betul Koh. Fenomena politikus atau konglomerat licik dan suka bohong itu ada di negara manapun di dunia ini. Tapi Tiongkok bagaimanapun masih “mendingan” ketimbang USA. Minimal Xi Jinping berusaha mengendalikan konglomerat rakus macam Jack Ma. Saya tidak melihat itu di USA. Konglomerat akan selalu mengejar cuan. Politikus mengejar kekuasaan. Mayoritas tak peduli moralitas. Tujuan mengalahkan cara. Sampai dunia ini kiamat dan seluruh manusia punah akan selalu begitu. Karena itu bersyukurlah bila kita tinggal di negara yang pemerintahnya berusaha membela wong cilik dari eksploitasi horaang kuayaa buangeet alias konglomerat atau poli-tikus. Mereka itu memang tukang bohong. Pura-pura dan bersandiwara seolah punya empati untuk bantu rakyat miskin. Dalam hati mereka siapa yang tahu. Pencitraan. Negara yang betul-betul serius memberantas kemiskinan saat ini adalah negaranya Xi Jinping. Minimal pemimpinnya punya niat mulia. Sama seperti pemimpin negeri ini. Walau difitnah sebagai diktator. Hhhhh. Politikus oposan memang tukang fitnah, pembuat fake news dan hoax. Pian 骗

Everyday Mandarin
Di China sering mendengar ungkapan populer dari orang2 asing terhadap China, gini, "十个中国人九个骗,还有一个在训练". Artinya: Dari 10 orang China, ada 9 pembohong, 1 lagi sedang belajar. Ini kata orang2 asing di sana. Mungkin cocok juga ungkapan yang sama terhadap orang Amerika.

Sumber: