Ilmu Gempa

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Mungkin mereka terpengaruh tafsir yang mendalam tentang banjir di zaman Nabi Nuh itu sebagai bentuk hukuman.
Meski belum seperti di Tiongkok, ilmu pengetahuan kian mendapat tempat di kalangan agamawan. Penemuan-penemuan penyebab gempa akan terus memperbaiki tafsir-tafsir lama.
Di sistem komunisme Tiongkok ilmu pengetahuan sudah menjadi salah satu rukun iman mereka yang empat.
Komunisme Tiongkok terus menambah unsur dalam rukun iman mereka. Komunisme yang asli hanya mengenal eka sila: perjuangan buruh. Melawan majikan.
Ketika masuk Tiongkok tauhid komunisme itu dimusyrikkan. Ditambah satu: perjuangan kaum tani. Menjadi dwi sila. Lalu di zaman Jiang Zemin ditambah satu lagi: pengusaha. Maka sejak itu komunisme Tiongkok menjadi komunisme tiga kaki: buruh, tani, pengusaha.
Pencipta ideologi komunis tidak bisa marah ketika buruh yang harusnya melawan pengusaha justru disatukan dalam tiga rukun iman. Pendiri komunis toh sudah meninggal dunia.
Rukun iman komunisme Tiongkok itu belakangan menjadi empat. Yakni di zaman Presiden Hu Jintao: buruh, tani, pengusaha dan ilmuwan. Apa pun yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan harus dilawan. Harus dianggap musyrik komunis.
Gus Dur pernah punya ide menambah rukun iman yang enam menjadi tujuh: ditambah keadilan sosial, atau membela Si miskin. Selama ini ayat-ayat yang membela Si miskin sudah sangat banyak, tapi rupanya harus ditingkatkan menjadi bagian dari rukun iman: agar dalam membela Si miskin sederajat dengan kepercayaan pada Tuhan.
Saya pernah mewawancarai Gus Dur saat itu. Ketika masih jadi wartawan muda majalah TEMPO. Heboh. Gus Dur cuek. Tapi kemiskinan tetap berat 40 tahun kemudian.
Agama menawarkan surga di akhirat nanti.
Ilmu pengetahuan menawarkan surga di dunia sekarang ini. Agar Turkiye dan Cianjur tidak jadi neraka gempa. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 11 Februari 2023
Jhel_ng
Indonesia memang berada di pertemuan lempeng bumi. Lempeng Australia yang menghujam di bawah lempeng Eurasia. Pertemuan lempeng itu ada di laut, sampai kedalaman tertentu. Selebihnya ada di bawah pulau2 namun dalam sekali. Pertemuan lempeng yang menyebabkan gempa di Tuban (laut jawa) sudah di kedalaman lebih dari 100 km. Gempa kuat 7 SR, tidak akan terasa besar di darat. Pun yang di laut selatan, meskipun besar, efeknya di darat tidak besar. Energinya sudah terbagi kemana-mana. Kalau terlalu besar dan terlalu dangkal, terjadi Tsunami. Itupun masih ada waktu untuk mitigasi. Dominasi gempa darat di Indonesia terjadi karena sistem sesar atau patahan. Tidak terlalu dahsyat. Berbeda dengan yang terjadi di Turki. Atau Nepal. Atau negara-negara arab. Pertemuan lempeng terjadi di darat. Kekuatannya besar. Daya redamnya kecil. Energi dari pusat gempa mudah dipindah pada medium padat. Bencana gempa ada dalam pelajaran agama. Selama masih dianggap gempa itu adzab, peringatan, ujian, atau bahkan akal-akalan pihak "musuh", selama itu pula manusia akan gagal memitigasi bencana gempa. Gempa bumi adalah nature. Kawaspadaan kita adalah anugrah dari Tuhan. Selamat berakhir pekan dalam kedukaan..
mz arifinuz
Nature/alam, semua alam semesta adalah ciptaan Tuhan, dikendalikan oleh Tuhan. Manusia wajib belajar apa pun. Gempa bila tak ada bangunan tinggi, berat, tentu tak tewaskan manusia. Manusia mencelakakan diri nya sendiri?
Ardi Suhamto
Sebagai orang berkatepe condet, mau koreksi: Condet itu di Jakarta Timur, bukan Selatan Bah
Sumber: