Corpu Inspirasi

Corpu Inspirasi

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Syamsul sendiri memang seorang aktivis tulen. Waktu menjadi mahasiswa hukum Universitas Lampung (Unila) ia sudah menerbitkan majalah kampus: Saksi Keadilan. Syamsul menjabat pemimpin redaksi.

Majalah itu dibredel. Gara-gara Syamsul  menulis: Siapa Bilang Golkar Tidak Curang.

Itu bersamaan dengan dibredelnya majalah kampus UGM yang dipimpin Andi Arief: Sintesa.

Waktu itu Indonesia berulang tahun ke-50. Ultah emas. Sintesa menulis: Indonesia Cemas.

Syamsul juga diincar untuk  ditangkap. Tapi intelnya salah: yang akan ditangkap Habiburrahman, yang kini aktivis Gerindra.

Setelah lulus, Syamsul menjadi pengacara. Lurus. Ia memang sempat jadi relawan di YLBHI-nya Adnan Buyung Nasution.

Akhirnya Syamsul jadi hakim. "Saya ingin membahagiakan ayah," ujarnya. Ia menyadari hati ayahnya tidak tenang. Anak bungsu ini selalu dicari petugas keamanan. "Sering ada mobil tidak dikenal parkir di depan rumah," ujar sang ayah kepadanya.

Maka Syamsul ikut tes hakim dan jaksa. Ayahnya senang sekali.

"Lulus?" tanya sang ayah.

"Lulus dua-duanya".

"Anak hebat…".

"Pilih yang mana?" tanya Syamsul pada sang ayah.

"Tanya emakmu," jawab sang ayah.

Syamsul pun bertanya ke sang ibu.

"Hakim…" jawab sang ibu.

Sumber: