Rafael Dijuluki Pesilat Canggih

Rafael Dijuluki Pesilat Canggih

Diduga mencuci uang, ayah Mario, Rafael Alun terus diselidik KPK. Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan kepada Pers. Senin (6/3) mengatakan: “Pola silatnya canggih. Pakai nominee. Sulit dilacak.”

***

BUKAN cuma sulit dilacak, tapi sangat sulit. Juga butuh waktu lama. Sebab, dalam pola silat seperti itu. Orang salah berubah jadi seolah tidak salah. Pahala menggambarkan begini:

"Pakai nominee. Salah nggak? Nggak salah. Gue beli sesuatu, atas nama lu. Nggak salah kan di LHKPN? Kenapa nggak masuk? Orang beli atas nama lu, masak gue masukin? Tapi sebenarnya gue yakin, lu yang beli sesuatu itu.”

LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) yang wajib dilaporkan pejabat negara ke negara. Rafael sudah melaporkan LHKPN senilai Rp 56,1 miliar

Dilanjut: “Udah gitu, pakai PT (Perusahaan Terbatas). LHKPN kalau PT, itu cuma nominal saham. Urusan PT berkembang transaksinya apa, dan lain-lain. Gue nggak bisa lihat. Canggih nggak? Itu antara lain yang gue pelajari. Nanti kalau gue sudah makin paham jurusnya gue kasih tahu.”

Pahala merendah, masih belajar menyusuri pola silat canggih itu. Walaupun pastinya, ia sangat paham pola tersebut. Apa guna ia pejabat tinggi KPK? Problemnya, terduga pelaku juga eks pejabat pajak. Menguasai ilmu silatnya. Sehingga sulit dijerat hukum, karena kecanggihan polanya.

Dari penjelasan itu, betul seperti dugaan pihak KPK di awal pemeriksaan Rafael pada 1 Maret 2023. Waktu itu pihak KPK menggelar konferensi pers, menyatakan, Rafael Alun diduga korupsi bersama geng.

Kini diketahui pihak KPK, gengnya Rafael adalah mantan pejabat pajak juga. Identitas anggota geng Rafael ini sudah dipegang KPK. Diduga, Rafael bersama para mantan pejabat pajak itulah memainkan uang yang diduga hasil korupsi, untuk dicuci. Tekniknya nominee.

Pahala: "Sudah. Identitas eks pejabat pajak itu sudah kami ketahui. Yang kita dapat ketahui dua orang." Nama dua orang eks pejabat pajak itu belum diumumkan KPK.

Ibarat main silat, Rafael dikeroyok tim KPK dan tim PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan). Mereka kompak bekerjasama melacak kemungkinan uang negara yang dikorupsi.

Pahala: "Jadi, tadi pagi aku komunikasi dengan PPTAK. Jadi, kita sudah tahu namanya siapa, Konsultannya juga apa. Kita sudah tukeran data, apa yang kita dapat dan apa yang PPATK dapat.”

Dilanjut: "Kita sudah merancang strategi bersama, bagaimana caranya. Sekali lagi kalau dari KPK membuktikan ada kejahatan korupsinya dulu pertama, baru TPPU-nya ikut di belakang. Saya sampaikan jelas ke PPATK kita akan cari itu dulu."

Tapi, hebatnya, masyarakat melapor bahwa dua orang eks pejabat pajak geng Rafael itu baru saja kabur ke luar negeri. Laporan masyarakat itu juga sudah diterima pihak PPATK.

Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana kepada pers, Senin (6/3) mengatakan: "Berdasarkan data yang ada, kami menduga ada mantan pegawai pajak yang bekerja pada konsultan tersebut. Kami juga dengar laporan masyarakat, bahwa mereka baru saja ke luar negeri."

Sumber: