Arab Yahudi

Saya paham apa yang terjadi. Anggap saja sesama pedagang. Saya diminta turun. Diminta pindah ke mobil angkutan itu. Duduk di depan. Saya nurut saja. Tanpa kata-kata. Saya ikut saja apa mau mereka. Saya harus bisa bersikap jadi benda mati yang di titip-titipkan.

Toh saya tidak merasa dirugikan. Tujuan saya ke Sharma. Bisa terpenuhi. Toh sama saja. Bahkan mobil ini lebih nyaman. Saya untung. Sopir Hiace pun untung. Pak Tua tadi untung besar. Win-win-WIN solution.

Bahkan, di dalam hati, saya mengagumi si lelaki tua. Otak bisnisnya jalan. Hanya jalan 20 km ia dapat 250 riyal. Daripada 120 km dapat 300 riyal.

Saya berterima kasih ada orang sepintar itu. Sudah seperti Yahudi. Bahkan saya sulit berpendapat pintar mana Arab dan Yahudi. Dalam hal berdagang.

Untuk sementara saya masih lebih banyak beruntung. Hitung saja, berapa total penghematan yang saya lakukan hari itu. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan* Edisi 10 Maret 2023: Barang Titipan

Agus Suryono

Barang Titipan..? IYA. Barang apa..? ORANG. Siapa yang nitipkan..? ABAH SENDIRI. Ngapain ke sana..? MENJAWAB TANTANGAN PARA PERUSUH.. #Nama Proyek: TITIPAN KILAT. #Misi: NGINTIP NEOM. #Hasil: SUKSES #Laporan: SEGERA, SECEPATNYA..

Liáng - βιολί ζήτα

My observation of the writings of commentators in the column of Dahlan Iskan's diary which is published every morning: not a few commentators use it for "his own interests" - such as linking it to political affairs, be it as support for his favorite political figure, or vice versa as an attack that discredits a figure politics that are political opponents; I am sometimes confused by comments praising their political idol figures as if they are so perfect, without any flaws, so great - or conversely badmouthing their political opponents so deeply as if they are so useless; what's wrong with the commenters? for what purpose? is there really a political figure that is so perfect? or vice versa ? or… perhaps the commenters' minds have been contaminated with phenomena that have developed on social networks, such as the Dunning-Kruger Effect, Confirmation Bias or other phenomena; maybe someone can help explain, thank you.

Leong Putu

Sayang, waktu kuliah dulu saya tidak sempat belajar nulis ilmiah. Yang saya ingat cuma formula 123. 1 semen. 2 pasir 3 koral. 1 : 6 untuk pasang bata. Hanya sebatas saya ingat, prakteknya tergantung budget owner.

Pryadi Satriana

Berlatih membuat kalimat panjang yang mudah dipahami seperti berlatih membuat program komputer: memerlukan kemampuan berpikir logis dan sistematis. Selamat mencoba. Salam. Rahayu.

Pryadi Satriana

Sumber: