Sandal Tua

Sandal Tua

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Saya terus menyusuri halaman masjid. Mencari pintu yang dibuka. Dari pintu dekat gerbang 330 ke arah gerbang nomor yang lebih kecil. Belok kanan. Ke arah nomor 200-an. Masih ditutup. Sudah 2.000 langkah masih belum bertemu pintu yang dibuka.

Saya belok kanan lagi, ke arah nomor 100-an. Ratusan langkah lagi. Tuh, ada pintu dibuka. Saya masuk masjid lagi. Melangkah ke arah Raudhah lagi. Dari sisi yang lain. Telapak terasa nyaman. Di halaman tadi saya menapak di atas marmer. Di dalam masjid ini saya menapak di atas karpet yang empuk.

Ternyata saya ketemu pagar menyekat lagi. Pagar itu seperti terbuat dari hardboard. Mengintip dari pagar itu pun tidak bisa.

Saya salat lagi di situ.

Kanan juga penyekat. Kiri penyekat. Hanya ada satu jalan kembali: pintu masuk yang tadi.

Saya pun kembali menyusuri halaman yang luas itu. Ke arah yang berbeda. Sampai ke depan makam Baqi'.

Saya lihat di halaman dekat makam ini begitu banyak jamaah berdiri. Antre. Di situlah rupanya lokasi antre masuk Raudhah.

Halaman depan Baqi' ini dibarikade. Agar hanya yang memegang izin yang akan lolos. Yang sudah lolos bisa berjalan ke bagian lain halaman masjid. Yakni halaman antara antrean tadi dan pintu masjid yang dekat ke Raudhah. Begitu luas halaman yang dikosongkan. Sebagai zona transit menuju pintu masjid. Hanya dari pintu yang satu ini orang bisa ke Raudhah.

Kini ibadah sudah harus berizin. Ini sebenarnya bagian dari manajemen ibadah. Tanpa manajemen, doa bisa jadi dosa: berebut posisi.

Bagi yang ikut rombongan umrah, pihak travel-lah yang mengurus izin. Lewat lembaga perizinan di masjid itu. Travel hanya bisa minta tanggal dan jam berapa yang diinginkan. Lembagalah yang menentukan. Kadang bisa sesuai dengan permintaan. Kadang jadwal yang diberikan setelah rombongan pulang atau pergi ke Makkah.

Tapi selalu ada jalan. Pihak travel bisa dapat izin memajukan jadwal lewat cara lain.

Bagi perorangan lebih mudah. Tinggal masuk ke aplikasi Raudhah. Mengisi formulir di situ. Izin akan diberikan lewat aplikasi itu juga. Ketika akan masuk ke Raudhah tinggal menunjukkan layar HP ke petugas di pos barikade.

Di Madinah ada Raudhah extension, di Makkah ada lokasi tawaf extension.

Itu sudah ada sejak dulu. Tapi sekarang mulai diharuskan: yang tidak berpakaian ihram langsung diarahkan ke tawaf extension itu. Lokasinya di lantai dua masjid. Inilah ibadah mengelilingi Kakbah tanpa bisa melihat Kakbah.

Bagian paling pinggir lantai dua ini dipasangi barikade. Agar orang tidak berdiri di pinggirnya untuk menonton Kakbah dari lantai 2.

Sumber: