Safari Tsinghua

Safari Tsinghua

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Kelak ketika terjadi perundingan perdamaian (1901) Tiongkok menuntut ganti rugi atas hilangnya harta karun kuno. Amerika setuju mengalokasikan sejumlah uang tapi bukan uang kontan. Uang itu untuk beasiswa sekolah di Amerika.

Agar penerima bea siswa bisa langsung mengikuti pelajaran di Amerika dibangunkan lembaga pendidikan pra-universitas. Di taman Istana Kaisar Qing itu. Yang membangun Amerika. Pengurusnya Amerika. Dosennya Amerika.

Di kota Qingdao, Shandong saya lihat banyak gedung peninggalan Jerman. Bahkan bir terbaik di Tiongkok diproduksi di Qingdao. Namanya juga Qingdao Beer. Aslinya: Becks Beer. Bir terkenal di Jerman. Ini mirip Belanda meninggalkan Bir Bintang di Indonesia yang aslinya Anda sudah tahu.

Di kota Harbin, di pojok Timur Laut Tiongkok, saya lihat begitu kuat peninggalan Rusia. Bahkan sebagian wilayah Rusia sekarang ini dulunya bagian dari hasil penjajahan itu.

Sejarah perang opium, pengkaplingan wilayah dan persoalan harga diri itu ikut mewarnai perjalanan Tiongkok hari ini.

Kian banyak pula mahasiswa kita yang belajar di kampus penuh sejarah ini. Saya juga diajak ke salah satu perpustakaan Tsinghua. Penuh mahasiswa baca buku. Atau menghadap laptop yang Wi-Fi-nya gratis.

Lalu saya diajak berfoto di depan perpustakaan itu. Rupanya ada nama seseorang diabadikan di gedung itu: Mochtar Riyadi. (*)

Komentar Pilihan Disway
Edisi 19 April 2023: Safari Djauhari

UKM Naik Kelas

Dituliskan, Tentu saya masih berusaha pulang. Agar tidak berpotensi jadi Bang Toyib. Berdasarkan riset abal2. Ternyata kampung bang Toyib itu adalah kampung yang terdampak Lumpur Lapindo. Jadi harus pulang kemana lagi? Lha wong kubah mushollanya aja tenggelam? Wkwkwkwkwek..

Liam Then

Tempe beneran enak, apalagi tempe yang di buat satu per satu dibungkus pakai daun pisang. Hasil gorengannya di bagian pinggir begitu nikmat, kremes-kremes gurih. Saya usul nama kalo ada pengusaha yang mau buka pabrik tempe di Amerika. Setelah saya pikirkan selama 2 menit, ini ada nama yang sangat cocok dengan lingkungan Amerika yaitu ; TempeX. Gimana, keren bukan? Ada Space X ada X-man, tentu juga boleh ada TempeX.

iMM Indonesia Markup & Maju

Nggak, ini mau exit. Besok udah nggak komen lagi. Dunia digital nggak ada rasa. Mirip kripto hasil kerjasama tiongkok & mas doge Wkwk.

Pryadi Satriana

Sumber: