“Manusia yang tak pernah merasakan kepahitan hidup, tentu sulit mencerna apa rasa lapar itu,” tuturnya.
Maka Ramadan telah melatih kita untuk bisa berempati dengan keadaan orang lain. Keadaan di mana kita bisa merasakan situasi orang lain meski tidak berada di situasi tersebut. Sehingga bisa memupuk solidaritas dalam kehidupan bersama.
Terakhir, Boy juga menuturkan bahwa puasa mengajak manusia untuk melakukan refleksi, baik refleksi ke dalam maupun ke luar.
“Refleksi ke dalam dengan menyadari dan menghalau berhala-berhala dalam diri kita masing masing. Refleksi ke luar yakni dengan melatih kita untuk terampil menggunakan mata hati. Baik mata hati individu maupun sosial,” pungkasnya.(*)