Jawa Timur, AMEG.ID - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak petani di Jawa Timur untuk mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi di sisa waktu 2024 untuk mendukung musim tanam dan mewujudkan ketahanan pangan nasional.
P emerintah pun mengambil langkah strategis sehingga pada awal tahun 2024, Presiden Joko Widodo menaikkan alokasi pupuk bersubsidi dari alokasi awal 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton. Penambahan alokasi pupuk bersubsidi ini tak lepas dari perjuangan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman agar petani dapat berproduksi, meningkatkan produktivitas pertanian dan menjamin ketersediaan pangan nasional. “Seumpama kemarin alokasi pupuk bersubsidi tidak ditambah, saat ini petani sudah tidak bisa menebus pupuk bersubsidi, karena sekarang (penyerapannya) sudah 5 juta ton,” ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi di Bali, Kamis (19/9/2024.Menurut Direktur Utama Pupuk Indonesia - Rahmad Pribadi ada dua strategi yang diambil untuk meningkatkan produktivitas padi nasional yaitu memenuhi kebutuhan pupuk petani dan memperbaiki sistem pengairan khususnya di lingkup pertanian jawa timur. Adapun penyerapan pupuk bersubsidi Jatim per tanggal 16 September 2024 sebanyak 1.024.346 ton atau 53 persen dari alokasi tahun 2024. Rinciannya penyerapan Urea 571.692 ton (58 persen dari alokasi), NPK 450.150 ton (54 persen), NPK Kakao 137 ton (14 persen), dan pupuk organik sebanyak 2.366 ton (2 persen). Rahmad menambahkan, untuk mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia juga menjaga ketersediaan stok di berbagai daerah di Indonesia. Pihaknya pun melakukan kunjungan ke beberapa daerah dalam rangka memantau ketersediaan pupuk di lapangan. Pada kunjungan di Jatim, Pupuk Indonesia mengunjungi beberapa gudang dan kios yang ada di Ngawi, serta melaksanakan program “Pupuk Indonesia Menyapa” usai Rembuk Tani di Madiun. Menyambut musim tanam di Jatim, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 183.099 ton pupuk yang saat ini sudah tersedia di Gudang Lini II dan Lini III.