Jakarta, AMEG.ID - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG - Daryono mengatakan berdasarkan hasil analisa delapan ribu kali gempa di Indonesia yang terjadi selama satu tahun. Akan tetapi kata Daryono, gempa yang dirasakan dalam setahun ini mencapai 350 kali. Sementara dari analisis itu Indonesia berpotensi mengalami tsunami dalam setahun.
Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, dari ratusan gempa signifikan tersebut, hasil pemodelan BMKG menunjukan sebanyak 15 kali gempa yang memberikan dampak kerusakan parah. "Kita dapat mengetahui bahwa di Indonesia dalam setahun terjadi gempa lebih dari 8.000. Terjadi gempa signifikan dan dirasakan sekitar 350 kali. Kemudian, gempa merusak sekitar 15 kali dalam setahun," kata Daryono dalam konferensi pers di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Selasa(1/10/2024).Daryono menyebut hasil permodelan itu didapat dari pemantauan 533 sensor seismik. Ia menjelaskan, dari analisis gempa tersebut, Indonesia berpotensi mengalami satu kali gelombang tsunami dalam setahun. "Dua tahun sekali terjadi gempa berpotensi tsunami. Kita mengoperasikan lebih dari 533 sensor seismik, sehingga kita dapat mengetahui bahwa di Indonesia rawan terjadi gempa," ujarnya. Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang dialami selama periode waktu. Adapun momen magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Indonesia merupakan negara yang dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia sebagai daerah rawan gempa bumi.