AMEG - Universitas Brawijaya kembali menerima dua program hibah, yaitu hibah PKKM dan Australian Grant Scheme. Bertajuk Program Kompetisi Kampus Merdeka. UB meraih sejumlah dana dalam rangka mendukung program pemerintah. Dalam hal ini, implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Hibah ini, diserahkan kepada Prodi Agroekoteknologi pada Fakultas Pertanian, prodi Peternakan pada Fakultas Peternakan dan prodi Teknik Pengairan pada Fakultas Teknik.
Menurut Wakil Dekan Bidang Akademik FP, Dr Sujarwo SP MP, hibah ini untuk mendorong kampus dalam implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dengan topik Percepatan dan Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Universitas Brawijaya melalui Inovasi Teknologi Berbasis Pertanian Berkelanjutan. Hibah ini merupakan satu langkah untuk perubahan lebih besar dan lebih baik.
“DIKTI ingin implementasi Kampus Merdeka menghasilkan multiplier effect yang besar. Mahasiswa bisa belajar di luar kampus memiliki keuntungan yang bisa diarahkan ke pengembangan kewirausahaan. Pembangunan desa maupun program lainnya. PKKM merupakan katalis realisasi program ini”, jelasnya
Tidak hanya menyoal keterlibatan mahasiswa di luar kampus dengan hasil pembelajaran prodi yang baik. Kolaborasi dosen dan mahasiswa juga akan berpengaruh terhadap reputasi internasional. Dengan pemilihan topik mengenai ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan, hibah ini ditujukan untuk memberikan altenatif pemecahan masalah.
“Untuk kegiatan PKKM ini, akan ada pengembangan laboratorium lapang”, ujar pria kelahiran 1978 ini.
Topik yang diangkat dalam hibah PKKM akan melibatkan dosen, mahasiswa serta mitra baik dari sektor masyarakat, sektor swasta hingga perguruan tinggi internasional.
Kolaborasi tiga prodi ini di akhir tahun akan menjadi kunci sukses ketahanan pangan dan pertanian. Untuk diterapkan di wilayah binaan Universitas Brawijaya. Ketiga prodi ini, diharapkan dapat mewujudkan konsep pengembangan ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan. Hingga peningkatan reputasi internasional dan mewujudkan UB sebagai perguruan tinggi berdaya saing global.
Selain hibah PKKM, UB juga menerima Australia Grant Scheme Round 1-2021 dari Pemerintah Australia yang dikelola oleh Australia Awards in Indonesia. Sebuah lembaga yang bertujuan untuk mendukung kontribusi positif antara Australia dan Indonesia.
Dalam hibah ini, Hendrix Yulis Setyawan STP M.Si, PhD, dosen Fakultas Teknologi Pertanian UB akan menggunakan dana untuk pengembangan masyarakat di wilayah kaki gunung Arjuno, Jawa Timur.
Bertajuk: Sustainable Development of Forest-based Community at Arjuno Mountain, Malang.
Menurut Hendrix selaku project leader, hibah ini digunakan untuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Bekerja sama dengan masyarakat sekitar UB Forest. Sebuah hutan pendidikan yang terletak di Dusun Sumberwangi, Karangploso, Kabupaten Malang.
“Masyarakat di sekitar UB Forest mayoritas merupakan penggarap kopi dan peternak sapi. Para petani kopi ini tidak memiliki lahan, rumah pun berada di lahan UB. Akses listrik dan sumber energi bersih sangat terbatas. Sehingga bisa dilihat dari sisi masyarakat, mereka memang butuh bantuan”, jelas dosen prodi Teknologi Industri Pertanian ini.
Selain pemberdayaan petani kopi, kelompok yang terdiri dari Hendrix Yulis Setyawan STP MSi PhD, Prof Dr Ir Imam Santoso MP, Sri Suhartini STP, M.Env.Mgt, PhD dan Nimas Mayang Sabrina Sunyoto STP M.Sc MP PhD ini, juga akan membuat Kampung Mandiri Energi berbasis pertanian dan peternakan dengan sistem berkelanjutan.