Di situ, Na-bi melihat, Jae-eon ternyata memang ramah dan simpatik kepada semua perempuan. Bahkan pelayan warung pun terpukau (dan terpaku) oleh tatapan maut Jae-eon. Serta sentuhan lembut tangannya di bahu.
Lagi-lagi, meski sudah tahu bahwa Jae-eon adalah jenis ’’buaya air tawar’’, Na-bi tidak bisa menahan diri untuk tidak terpikat kepadanya. Sepanjang hari dia memikirkan Jae-eon. Parasnya yang sempurna, sikapnya yang sangat lembut, dan bibirnya yang sangat menggoda.
Dia mencoba menepis insting bahwa Jae-eon adalah f*ckboy. Dengan kalimat-kalimat yang dia pilah sendiri. Misalnya, ’’Aku suka kupu-kupu”. Atau ’’Aku nggak punya pacar kok’’. Dia tidak mau mengingat bahwa Jae-eon pernah menelepon cewek dengan mesra. Dia juga mengabaikan fakta bahwa Jae-eon sangat mudah menyentuh perempuan.
Realistis
Dalam sinopsis yang beredar, Park Jae-eon digambarkan sebagai cowok yang sangat flirty. Tapi tidak mau berhubungan serius. Sementara Yoo Na-bi adalah perempuan yang tidak lagi percaya pada cinta. Namun, dia tetap mau berkencan dengan Jae-eon. Di ringkasan cerita itu, juga disebut bahwa pertemuan keduanya bakal membuat mereka sama-sama berubah.
Berubah seperti apa? Itu yang belum bisa kita ketahui sekarang.
Dibandingkan drama-drama romantis lain, Nevertheless terasa paling mendekati kenyataan. Pria-pria seperti Jae-eon begitu bertebaran di kampus. Dan cewek-cewek polos seperti Na-bi sering kali menjadi target empuk buat mereka. Tak terhitung berapa utas di Twitter dari mahasiswi yang menjadi korban pelecehan f*ckboy.
Dalam preview episode kedua, diperlihatkan bahwa Na-bi dan Jae-eon akhirnya bermesraan. Ini bakal membuat tone drama menjadi semakin gelap. Sekaligus makin reaistis Penonton siap mengantisipasi hal buruk apa yang bakal terjadi dari kenaifan Na-bi tersebut. Atau malah dia berhasil membuat Jae-eon tobat dari profesi sebagai penakluk wanita? Kita lihat saja… (*)