AMEG - Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 (2021) tinggal dua hari lagi. Bakal superunik dan luar biasa. Salah satunya lantaran digelar di masa pandemi.
Banyak penolakan, bahkan bagi warga Tokyo pun, olimpiade musim panas ini kurang populer.
Namun, show must go on.
Moto olimpiade: citius, altius, fortius (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat). Sudah meresap di jiwa para atlet yang akan bersaing di Tokyo 2020 dari 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Siapa juara?
Amerika Serikat si juara bertahan masih menjadi favorit. Dalam sebuah ramalan yang dibuat Gracenote. Pemasok analisis statistik ke liga olahraga di seluruh dunia. Kontingen Negeri Paman Sam itu, diprediksi bakal menjadi juara umum,China nomor dua.
Tuan rumah ketiga, Rusia keempat dan Inggris Raya melengkapi lima besar.
“Olimpiade ini bakal lebih tidak terduga dari biasanya,” kata kepala analisis olahraga di Gracenote Simon Gleave, menulis dalam email kepada The Associated Press.
“Banyak event yang dibatalkan pada 2020 dan itu membuat peta kekuatan sulit terbaca," imbuhnya.
Gracenote memprediksi AS mengoleksi 40 emas (dari total 339 emas Tokyo 2020), 27 perak dan 29 perunggu. China di urutan kedua diprediksi mengoleksi 33 emas.
"Kami telah melakukan beberapa penyesuaian pada model yang biasa kami lakukan," kata Gleave.
Setelah 5 Besar tadi, menyusul Belanda, Prancis, Italia, Australia dan Jerman. Melengkapi 20 Besar ada Hungaria, Brasil, Spanyol, Ukraina, Kanada, Korea Selatan, Turki, India, Polandia, dan Selandia Baru.
Kemudian ada Kenya, Kazakhstan, Swedia, Denmark, Iran, Uzbekistan, Jamaika, Taiwan, Georgia dan Belgia di posisi ke-30.
Indonesia? Entah nomor berapa. Gracenote hanya merilis 30 Besar Tokyo 2020.
Kontingen Merah Putih yang pada Rio 2016 mendulang satu emas dan dua perak (finis di peringkat 46 dari 86 peserta), kali ini menargetkan satu emas.
Sekeping emas itu, kemungkinan besar didulang dari cabor angkat besi. Namun, tak menutup kemungkinan ada tambahan dari cabor lain. Bisa jadi bulu tangkis. (*)