AMEG – Rumah Kurasi UMKM Jatim sudah melakukan pendampingan produk UMKM yang diekspor ke Amerika Serikat (AS), Australia, Timur Tengah serta negara-negara ASEAN.
Rumah Kurasi ini memang bertujuan meningkatkan standar kualitas ekspor produk-produk UMKM Jatim. "Mohon doanya semoga menjadi pembuka potensi pasar yang lebih luas bagi kemajuan UMKM Jatim,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di akun Instagramnya @Khofifah.IP.
Rumah Kurasi Jatim resmi diluncurkan secara bersama-sama oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim Difi Ahmad Johansyah, Ketua Umum Kadin Jatim Andik Dwi Putranto, di Hotel Grand Surya, Kediri, Selasa (27/7/2021) sore.
Ini menjadi rumah kurasi pertama dan satu-satunya yang ada di Indonesia. Diharapkan mampu meningkatkan standarisasi kualitas dan daya saing produk-produk UMKM Jatim di pasar nasional maupun internasional.
Secara khusus Gubernur Khofifah menyambut baik dan mendukung Rumah Kurasi ini. Menurutnya ini menjadi harapan baru di tengah kondisi pandemi Covid-19. Selain itu juga dinilai sebagai terobosan, karena berbasis digital. Tanpa menghilangkan aspek-aspek kualitas pelaksanaan standar kurasi pada umumnya.
Melalui rumah kurasi, UMKM Jatim tidak perlu khawatir jika ingin mendapatkan sertifikat kurasi produk secara mudah, serta berkualitas, meski di tengah kebijakan pembatasan yang sedang kita hadapi,” tegas Khofifah seperti termuat di Pers Rilis Diskominfo Jatim.
Lebih lanjut Khofifah menjabarkan, UMKM cukup mendaftarkan produk unggulannya secara online di www.rumahkurasi.com dan mengikuti proses kurasi. Selanjutnya para pelaku UMKM yang telah mendaftar akan difasilitasi proses kurasinya oleh kurator, asesor dan instruktur bersertifikat.
Pemprov Jatim berharap ke depan Rumah Kurasi di Kediri ini juga akan diikuti rumah kurasi-rumah kurasi di kabupaten dan kota lain di Jatim. Terutama di kawasan Malang Raya.
Sebagaimana diketahui, Rumah Kurasi merupakan salah satu sub-sistem dari ekosistem pengembangan UMKM yang end-to-end, dari hulu ke hilir. Juga dapat menjawab tantangan standarisasi produk agar mampu diterima oleh pasar-pasar internasional yang strategis. (*)