"Tergantung kondisi pasien," ujar Karina. Tapi lantaran aaPRP itu berasal dari tubuh sendiri (autologous) berapa kali pun tidak membahayakan. Pasien yang menderita Covid ringan cukup sekali saja. Kian berat kian ditambah. Yang kasus Covid-nya berat sekali perlu aaPRP sampai lima kali.
Karina tidak menemukan teori itu begitu saja. Dia sangat serius melakukan penelitian. Bahkan dengan sepenuh hati. Mengapa hatinyi dihabiskan di lab? Itu karena Karina harus cari jalan keluar untuk suaminyi sendiri. Sang suami sakit tertentu. Juga untuk mengatasi penyakit orang lain yang juga sangat dia cintai: ibunya sendiri.
Dua-duanya, suami dan ibu, adalah dokter. Dua-duanya belahan jiwa. Dua-duanya harus selamat. Karina menemukan teori itu. Yang ternyata juga cocok untuk Covid-19. (*)