AMEG- Facebook, media sosial terbesar dunia ini diam-diam melonggarkan aturan pada para pemakainya yang masuk kelompok elit.
Kelompok yang disebut elit, mereka terdiri dari orang-orang penting seperti politikus atau atlet.
Eksistensi kelompok tersebut dibongkar dalam investigasi oleh media Wall Street Journal.
Seperti disampaikan Radio Cityguide 911 FM, Kamis (16/9/2021), disebutkan para elit ini kebal terhadap aturan moderasi konten.
Misalnya mereka menulis atau memajang konten cabul atau hoax, Facebook tidak menyaringnya.
Sementara menurut dokumen internal yang dibaca Wall Street Journal, jumlah kelompok elit itu jutaan orang. Mereka sangat jarang terkena sanksi walaupun kontennya kurang pantas, tidak seperti kebanyakan pemakai Facebook.
Contohnya tahun 2019. Bintang sepakbola Neymar memajang foto mesum seorang wanita, yang biasanya langsung diturunkan Facebook. Namun konten itu bertahan cukup lama hingga menjangkau lebih dari 50 juta pengguna Facebook.
Pengguna Facebook ‘jelata’ biasanya langsung dicekal akunnya jika melakukan hal yang sama, namun Neymar tidak demikian karena ia masuk dalam daftar pengguna elit yang pada tahun 2020 jumlahnya 5,8 juta user.
Sempat pula ada postingan internal bahwa perusahaan sebenarnya tahu ada banyak kabar tidak benar yang dibaca oleh banyak user, padahal sebenarnya bisa dicegah dengan diturunkan saja. Akan tetapi Facebook disebut kurang sigap melakukannya.
Atas dugaan ini, Facebook membela diri terhadap kebijakan itu dan diklaim saat ini, program XCheck sudah tidak selonggar sebelumnya. Menurut mereka, sebagian konten harus disikapi secara hati-hati.
“Kebijakan ini didesain untuk alasan penting, yaitu agar kami bisa secara akurat menegakkan aturan pada konten yang membutuhkan lebih banyak pemahaman,” kata juru bicara Facebook. (*)