Pertemuan berlangsung baik, bahkan ditindaklanjuti dengan seminar dan dialog publik.
Gaung bersambut. Puncaknya DPR menyetujui Gorontalo sebagai provinsi baru. Terpilih sebagai gubernur adalah Fadel Muhammad.
Bang Dullah belakangan menerbitkan dan memimpin koran Limboto Expres. “Saya dalam kapasitas sebagai Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pernah berkunjung ke Gorontalo,” kata Ghofur.
Bang Dullah mengutus anak buahnya menjemput Ghofur di hotel. Mereka kemudian berkeliling, antara lain meninjau percetakan.
"Pak Ghofur, nama kita berdua seharusnya masuk dalam tugu prasasti sebagai ujung tombak pembentuk Provinsi Gorontalo," kata Pak Dullah kepada Ghofur berkelakar.
Nur Alim, rekan almarhum seperti dikutip Ghofur mengungkapkan bahwa Bang Dullah juga menerbitkan tabloid perjuangan bernama "Swara Gorontalo".
Tabloid ini berkantor di kawasan Setia Budi Jakarta Selatan. Milik Karim Kono, tokoh Gorontalo, politisi dan pengusaha.
Nur Alim diajak bergabung sebagai editor tabloid tersebut. Sayangnya setelah Gorontalo menjadi provinsi terpisah dari Sulawesi Utara, tabloid "Swara Gorontalo" pun ditutup.
Abdullah Lahay, terakhir aktif sebagai komisaris sekaligus Pemimpin Redaksi media online Tilongkabila.
Selamat jalan Bang Dullah.
Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. (*)