Fauzan Samsuri
Saya setuju dengan komentar sebelum saya, kalau ada negara lain punya sistem yang lebih baik mengapa kita tidak menirunya, toh meniru itu tidak berdosa apalagi meniru dalam hal kebaikan, dan selama ini saya kira (semoga saya salah) kita lebih banyak meniru dari pada menggunakan konsep yang murni berasal dari bangsa sendiri. Dalam hal tiru-meniru mungkin kita bisa belajar dari Tiongkok, dari negara yang dikenal tukang meniru, kini dunia meniru Tiongkok. Mungkin kalau Indonesia mau meniru, sampai
waktunya kita juga ditiru oleh dunia, bukankah dunia ini memang saling tiru-meniru bukan?
DeniK
Sudah di putuskan . Yang dilarang ekspor adalah pelepah sawit . Selamat menikmati cuti bersama.
Johannes Kitono
Asosiasi pasti kaget ketika Presiden umumkan moratorium ekspor Migor dan bahan bakunya. Dan sebagai pengusaha mereka juga sdh prediksi. Ini aturan tidak lama hanya shock terapi dan sementara saja. Seharusnya mereka juga harus belajar empati. Tujuan moratorium ini hanya untuk menurunkan harga Migor ke tingkat yang wajar. Misalnya, RM.6,/2 liter ( Rp.21 rb ) seperti di Malaysia. Negara jiran yang juga penghasil sawit besar di dunia. Asosiasi Sawit hanya diminta mengurangi sedikit windfall profitnya ( baca lagi profitnya ! ) untuk turunkan harga migor. Dan kalau begitu saja tidak mau. Now,
wajarlah para menteri terkait dikabinet sibuk menyiapkan draft dan SK Presiden yang mulai berlaku 28 April 2022. Harga minyak goreng di Indonesia harus dan pasti turun. Dan ini bukan April Mop !
Lukman bin Saleh
Akan sangat menarik kalau bung KS dan Buzer NKRI yg taruhan. Pak Mirza atau Mbah Mars yg merumuskan draf aturan, sekaligus juri…
ulul azmi
Dulu saya baca DIsway karena sifatnya feature unik, mencerahkan. Sekarang, 4 dari 5 daftar isi DIsway yg tampil di halaman depan bagaikan rollcoaster. Cerita ini sdh ada di Koran yg seragam itu (seperti koran di Vietnam). Saya, padahal, sdh tidak baca koran dan tidak nonton TV karena seragam, dan walaupun sdh dipoles, isi beritanya cenderung membuat pesimis. Saya juga gak mau menyusahkan hidup yg sdh susah. Tapi saya bingung dgn alasan pilihan Abah, pertimbangan jualan atau memang ibu pertiwi lagi
sakit?. Kita ingatkan ke semuanya, jangan kecewa, kalau pemerintah tampak lemah atau bodoh itulah potret kita, kata Ali bin Abi Thalib. Kita perbaiki diri kita dgn sendirinya pemerintahan akan dgn sendirinya baik. Kita juga semangati Pak Mahfud, jangan berharap dari langit tapi berbuatlah sehingga lahir orang hebat dan baik di 2024 dari rahim ibu pertiwi sendiri bukan impor meskipun terlihat murah.
Antonio Samaran
Bagaimana kalo 100% minyak goreng tdk usah dilarang tapi dikenakan pajak DMO sebesar selisih harga pasar dikurangi harga HET (anggaplah 14.000). Selisihnya dikalikan dengan total kebutuhan minyak nasional dan kemudian dibagi jumlah total produksi minyak sawit. Uang pajak DMO ini lah yg dipake buat membeli minyak goreng dari pabrik dengan harga internasional dan dijual dengan harga 14.000. Jadi win win solution. Adil dan tidak merusak mekanisme pasar. Wibawa pemerintah terjaga tanpa merengek-rengek minta ke pengusaha.
NO Name