Macet Puncak Bogor dan Joget Beruang Es

Jumat 06-05-2022,10:09 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Djono W. Oesman

Jalur Puncak, Cisarua, Bogor, macet total, Kamis (5/5/2022). Kendaraan merayap. Masih lebih cepat orang jalan kaki dibanding naik mobil. Bukankah kondisi ini terprediksi? Mengapa orang tetap rekreasi ke sana?

***

PERTANYAAN klise, yang selalu jadi pertanyaan polisi, pengatur lalu lintas. Tapi, tidak ada yang menjawab. Sehingga tidak ada solusi. Terulang lagi, terulang lagi.

Baiknya, kita kutip pikiran wisatawan ke Puncak. Yang diwawancarai wartawan on the spot, Kamis, 5 Mei 2022.

Wisatawan yang diwawancarai harus yang kira-kira mewakili mayoritas orang yang memadati jalur Puncak. Kriterianya: Bukan orang kaya, karena jumlah golongan ini sedikit. Juga bukan terlalu miskin, yang tentunya tak mungkin rekreasi.

Muhamad Ruslan (45) warga Karawaci, Tangerang, Banten. Ia bermobil bersama isteri, dua anak, dan sepasang mertua.

Kepada wartawan, Ruslan menceritakan, ia bersama rombongan keluarga berangkat dari rumah di Karawaci sekitar pukul 02.00 WIB. Berarti ia paham, jalan pasti macet. Bahwa hanya dini hari jalanan tidak macet.

Apakah lalu lintas lancar? "Tidak macet, tapi jalanan sudah ramai," katanya. Bayangkan, jam segitu sudah ramai. Mobilnya lewat Jalan Tol Jagorawi.

Jarak Karawaci - Megamendung, Puncak, berdasar Google Map 109 kilometer. Dengan waktu tempuh bermobil, tanpa macet, 2 jam 14 menit.

Ruslan tiba di Jalan Raya Puncak Gadog KM.90, Tugu Selatan, Cisarua, pukul 05.00 WIB. Atau, waktu tempuh tiga jam. "Kami bisa salat Subuh di Masjid At-Ta'awun," ujarnya.

Mengapa Ruslan pilih ke Puncak yang jelas macet? "Ya… rekreasi. Kalau macet di mana-mana hari gini (pasca Lebaran) pasti macet di mana-mana," jawabnya.

Dilanjut: "Semua tempat wisata pasti macet. Mau ke Palabuhanratu, Pantai Anyer, pastinya macet juga. Sama saja kan. Ya tinggal pilih saja, mau macetannya di mana."

Itulah jawaban wisatawan. Mereka sadar, di semua tempat rekreasi pasti jalanan macet. Ruslan pilih terjebak macet di Puncak.

Apa yang dilakukan Ruslan sekeluarga? "Dari tadi nggak ke mana-mana. Di sini saja, istirahat. Ke masjid, ke warung, makan. Anak-anak senang, bisa main. Terus, mau keluar kejebak one way."

Polantas memberlakukan one way. Dibuka satu jalur. Pagi hingga sore hanya jalur dari arah Jakarta ke Puncak. Sore sampai malam sebaliknya.

Ruslan sekeluarga bergerak pulang, saat one way menuju arah Jakarta, pukul 14.00 WIB. Lalu lintas padat merayap. Mereka tiba di rumah pukul 21.00 WIB. Atau tujuh jam dari saat berangkat dari Puncak.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler