Cinta Maut di Tangerang dan Teori PDA

Sabtu 04-06-2022,10:01 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Djono W. Oesman

Lalu, Fachrul kabur membawa motor Bayu, juga mengambil HP Bayu. Tampak seperti perampokan.

Kapolres Tangerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho kepada pers mengatakan, Fachrul ternyata balik ke TKP lagi, beberapa menit kemudian. Ia mendatangi tubuh Bayu di semak-semak.

Kombes Zain: "Pelaku kembali lagi ke TKP, membawa cutter merah. Lalu menyayat leher korban, memastikan korban benar-benar meninggal. Dan, merusak wajah korban dengan cutter, upaya menghilangkan jejak."

Rabu, 1 Juni 2022 sore, mayat Bayu ditemukan warga. Dilaporkan ke polisi. Di dekat tubuh Bayu ada cutter warna merah. Identitas korban segera diketahui, lalu polisi memburu dan menangkap Fachrul dan Dea.

Cinta segi tiga umumnya berakhir dengan kekerasan. Puncaknya adalah pembunuhan.

Catherine Manning, Direktur SEED (Self Esteem Education and Development) konsultan kenakalan remaja di Australia. Terutama, ahli bidang percintaan muda-mudi.

Dalam wawancara dengan The Sydney Morning Herald, 30 April 2016, menyatakan, cemburu memang sangat berbahaya. Baik bagi orang yang cemburu, dan orang lain.

Manning menyatakan, cemburu itu delusi. Delusi adalah, meyakini hal yang belum nyata. Atau belum terbukti nyata. Dalam kondisi belum terbukti itulah, justru memicu tindakan membabi-buta. Karena, imajinasi pecemburu sudah melampaui kenyataan.

Mungkin, itu pula disebut cemburu buta.

Di kasus Tangerang, kenyataan ada hubungan antara Dea dengan Bayu. Terbukti mereka saling chat. Tapi, belum terbukti Dea-Bayu berhubungan seks. Di kondisi belum terbukti itulah melambungkan imajinasi pelaku, seolah-olah Dea-Bayu pernah berhubungan seks.

Manning menyatakan, cemburu bisa timbul akibat salah satu dari pasangan (pria atau wanita) melakukan Public Displays of Affection (PDA). Atau memamerkan kemesraan pasangan yang berpacaran.

Pelaku PDA, menurut Manning, kebanyakan wanita. Sebab, wanita akan merasa lega (tepatnya bangga) jika dia diinginkan oleh pria. Kebanggan itu dirasa perlu dipamerkan.

Di kasus Tangerang, teori Manning ini, bisa masuk. Bisa tidak. Tergantung penyidikan. Apakah Dea sengaja memamerkan mantannya kepada Fachrul. Atau Fachrul tipe pecemburu yang selalu memeriksa HP pacarnya.

Sebaliknya, pria tak ubahnya hewan (apa pun) jantan yang cenderung menguasai betina pasangannya. "Semua unggas, atau hewan buas seperti singa, jantan memonopoli seks betina pasangannya. Dan, selalu saja muncul jantan lain yang hendak merebut si betina," tulisnya.

Digambarkan, burung jantan menarik betina dengan kicau indahnya. Lalu menguasai si betina. Terjadilah kawin. Jika kemudian ada jantan lain mendekat, maka jantan-jantan bertarung kicauan. Duel kicau. Memikat betina (yang senyum tipis-tipis).

Tapi manusia bukan hewan. Pasti.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler