Dr Ishii tidak memastikan, berapa lama munculnya parut bokong sejak saat disuntik? Karena, tergantung daya tahan masing-masing orang. Tapi kisarannya, tiga sampai lima tahun setelah disuntik.
Persoalan lain, bahan silikon. Ada bahan silikon farmasi yang memang untuk kepentngan medis. Tentunya, harga mahal. Ada yang menggunakan bahan silikon bukan medis. Ini biasa dilakukan oleh bukan dokter.
"Mereka membeli silikon dari Home Depot atau Lowe's," jelas Dr Ishii. Maksudnya, itu toko material bahan bangunan, kalau di Indonesia seperti Mitra 10.
Silikon jenis ini biasa digunakan tukang bangunan untuk menutup garis, pertemuan antar pasangan keramik lantai. Bahasa tukang kita disebut 'nat;.
"Silikon jenis ini jauh lebih murah daripada silikon kelas medis," tulis Dr Ishii.
Selain soal bahan, juga keahlian penyuntik. Harus dilakukan dokter ahli bedah plastik. Dengan dosis silikon medis maksimal 300 mililiter. Mengapa begitu" Dr Ishii menjelaskan, begini:
Jika penyuntiknya bukan dokter ahli bedah plastik, maka arah suntikannya spekulatif. Kita sebut: Untung-untungan.
Jika arahnya benar, maka bisa sukses. Tapi, dengan munculnya parut bokong, seperti penjelasan di atas. Sedangkan, kalau meleset, suntikan masuk ke pembuluh darah.
Kemudian, silikon terbawa darah, menuju jantung atau paru-paru. Di situlah aliran darah tersumbat. Mengakibatkan pasien mengalami sakit luar biasa. Akhirnya aliran darah macet. Pasien mati.
Di kasus Apartemen Cipulir, polisi belum mengumumkan, silikon jenis apa yang disuntikkan ke bokong I, dan berapa volumenya? Polisi hanya menyebutkan, over-dosis silikon.
Tapi, lihatlah ini. Dari tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya, 1 jeriken (ukuran 5 liter) berisi cairan ethanol 96%, 1 jeriken (ukuran liter) berisi cairan silikon, 1 kardus berisi suntikan kosong yang masih tersegel, dan satu wadah obat bius merek LIDOCAINE.
Dr Ishii menyebut, maksimal suntikan 300 mililiter silikon, di kasus ini, dari barang bukti yang disita polisi, disiapkan literan silikon. Juga, literan ethanol.
Mungkin saja, maksud tersangka antisipatif, begini: "Siapa tau silikonnya kurang." (*)