"Marshanda hilang di Los Angeles, Amerika," tulis Sheila Salsabila di medsos, Senin (27/6). "Mohon bantuan Pak Jokowi. Kemarin dia sebut nama Bapak dan @joebiden." Penyebutan dua nama tokoh itu juga dimuat media massa.
***
ESOKNYA, Selasa, 28 Juni 2022, Marshanda muncul di hotelnya di Los Angeles.
Kata Sheila, sahabat Marshanda yang dokter umum, Marshanda sudah empat hari tidak minum obat (untuk gangguan jiwa ringan). Karena obatnya ketinggalan di kopor di bagasi pesawat.
Lalu Marshanda menghilang sejak Sabtu, 25 Juni 2022.
Mengapa Sheila begitu panik, sampai minta tolong Pak Jokowi (Presiden RI, Jokowi)?
Karena Sheila menyebut, bahwa Marshanda pengidap Bipolar Disorder. Gangguan kejiwaan ringan. Yang bisa bertindak aneh, atau tidak normal.
Unggahan Sheila: "Lost an Indonesian Citizen for The First Time in Los Angeles, California, US. She is in a manic episode (Psychosis : Altered Statet of mind - Bipolar Disorder)."
Orang dengan gangguan begitu, bisa melakukan apa saja. Karena pikirannya gampang berubah drastis, tanpa sebab. Bisa ngumpet. Membuang HP. Atau apa saja.
Sheila juga mengunggah video terakhir Marshanda yang direkam Jumat (24, Juni 2022, atau sehari sebelum Marshanda dikabarkan hilang. Dalam video itu ada: Marshanda, Sheila dan pria bernama David di sebuah mobil.
Sheila mengatakan, dalam video itu Marshanda mengatakan tentang sekarat.
"Ini video terakhir kami kemarin. Ada yang ngerti, Caca (Marshanda) ngomong apa? 'Time is dying?'" tulis Sheila.
Tapi, balik lagi, orang Bipolar bisa ngomong apa saja. Trus… apa sih Bipolar Disorder?
Profesor Kenneth James Sher, guru besar Departemen Ilmu Psikologi, University of Missouri, Columbia, AS, menulis di jurnal ilmiah Science Daily, 29 September 2009, menjelaskan tentang Bipolar Disorder.
"Bipolar Disorder, atau manik-depresi, menyebabkan perubahan suasana hati dan energi yang parah dan tidak biasa. Memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari."
Gejalanya, dimulai pada awal masa dewasa. Usia 18 sampai 25. Bipolar Disorder adalah gangguan kejiwaan yang permanen, seumur hidup. Tapi, setelah lewat usia 30 pengidapnya sudah bisa mengenali sikap dan perilaku yang menyimpang.