Tembak Menembak

Sabtu 13-08-2022,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Putu Senda

Apakah skenario ini suatu kebenaran, tentu harus di buktikan. Menyalahkan orang sudah meninggal tentu lebih mudah, karena J sudah tidak bisa membela dirinya apa yang terjadi disana. Kejanggalan skenario kedua ini, 1. ayo buka CCTV di magelang. Menginap dimana Hotel kah? Atau rumah pribadi?. Apakah ada J masuk kamar ibu S? 2. Saya umpamakan J melakukan pelecehan, maka ketika tindakan nya ketahuan (saya analogikan ketahuan karena ibu menangis dimagelang). Tindakan J Adalah melarikan diri/kabur. Karena semua orang paham, minimal orang yang bersalah pasti akan dipukuli oleh pasangannya. Yang terjadi adalah aktivitas J biasa saja, seperti tidak melakukan sesuatu yang salah, tetap bekerja, tetap mendampingi. Jadi lebih baik buka saja CCTV di magelang. Jadi biar kita tidak asumsikan ini cerita bohong lanjutan. Nyawa sudah kau cabut. Masih dijelekan pula namanya.

Lukman bin Saleh

Seorang laki2 yg kehilangan harta. D tipu, d rampok atau bangkrut. Mungkin msh bisa bersabar. Kehilangan kuasa, juga sama. Msh bisa sabar. Bahkan bisa jd dg cobaan2 itu dia berubah menjadi lebih baik. Makin dekat dg Tuhan. Tp saat laki2 mendapati istrinya main kuda2an dg laki2 lain. Sy tdk yakin dia bisa sabar dan tetp menjadi org baik. Kemungkinan besar laki2 baik itu berubah menjadi kriminal. Spt Sambo. Maka bg yg menganggap motif "dewasa" ini masalah ecek2. Ada motif yg lebih besar yg d sembunyikan. Coba bayangkan diri anda menjadi Sambo. Bisnis rahasia anda mau d laporkan. Anda akan membunuh org yg mau melapor dg buru2? Sy rasa tidak. Perselingkuhan anda d laporkan ke istri anda. Anda akan membunuh org yg melapor? Sy rasa tdk juga. Anda mendapati istri anda main kuda2an dg laki2 lain. Anda yakin tdk akan membunuh? Sy sendiri tdk yakin. Maka inilah alasan besar itu. Tidak ada alasan yg lebih besar untuk membuat laki2 hilang akal sehatnya kecuali wanita. Ya, wanita…

Liam Then

Kalau saya sih biasa saja, ndak kepo tentang motif . Yang namanya emosi manusia, kerap bikin susah. Gegara tiga penggal kata : "Apa liat-liat", bikin sajam menoreh petaka. Apalagi masalah 17+. Yang bahkan bisa mencetak banyak pendeta dan ulama palsu, di tempat pendididkan agama. Mari pindah fokus, wis gak enak situasi nya. Bangun tidur ,seduh kopi, pentang mata ,buka ,baca berita, itu-itu aja. Urusan 17+. Ndak lama juga nanti digiring berita baru. Kepo lagi . Sampai ngawang , Kok gak habis-habisnya itu berita yang bikin kepo. Yah sudah, sruput kopinya, kerja. Greeeng, bah, ketemu baligo pula. Dimana-mana. Dunia oh dunia. Oh Rusia. Oh Palestina. Oh Rwanda, Oh Yaman. Ada "teman mengeluh" kelar di kepoin oleh berita. "Ndak usah sok mikir", tuh ban motor sudah gundul. Kampas rem dah seperti mencit kepijek" Merona, yah sudahlah.

yea aina

Motif pelaku yang dinyatakan pak Mahfud, seperti "diarahkan" tetap sejalan skenario versi dalang di awal cerita. Bisa diduga, kasus ini hanya akan mengungkap peristiwa di duren tiga saja. Publik tak usah berharap akan ada pengungkapan motif lainnya. Jika awalnya alm J adalah korban, kemudian E sebagai martir, akhirnya FS sebagai tumbal. Karena FSlah yang dikobarkan atas kerahasiaan motif lain tersebut. Kalau hanya sebatas cemburu, pengungkapan tidak memakan waktu sebulan, itupun dengan bumbu pembelaan dari beberapa petinggi institusi Polri dan pejabat negri ini. Ganjil saja, pasti ada motif lain. Karena semua pihak yang terlibat atas "motif lain" pasti berupaya melokalisir hanya di motif cemburu (hanya orang dewasa) itu saja.Sewajarnya anda semua sudah tahu.

Er Gham

Dalam suasana mendung udan, sang bintang wanita terkepung cendol di labirin polkam.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Tags :
Kategori :

Terkait