Tembak Menembak

Sabtu 13-08-2022,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

edi hartono

Gile bro, belum jam 9 jumlah komentar sudah 122. Memang yg tegang2 bikin wartawan macam pak DI senang. Pembaca malah berburu informasi untuk memuaskan penasarannya. Mungkin pembaca akan berburu berita sampai klimaks. Memang, setelah tegang2 memang enaknya kalau klimaks, wkwkwk. Di tempat berbeda, perang ukraina memang luar biasa. Gak ada klimaks2 nya. Tegang terus, lama2 jadi kurang tegang, tetapi gak klimaks2 juga. Sampai sekarang, ketika rudal2 hipersonik semakin jarang di tembakan, tetap saja belum ada penyelesaian. Di sini, kasus Brigadir J baru tegang2nya. Masih menyisakan banyak pertanyaan. Salah satunya, peristiwa sensitif apa yg sesungguhnya terjadi? Apakah itu benar2 terjadi? Padahal di rumah ada tiga orang, bukan hanya dua orang itu. Satu rumah, kalau teriak2 pasti langsung kedengaran. Atau jangan2 wanitanya tidak teriak? Jika memang benar2 terjadi pemaksaan, kenapa tidak teriak saja? Jangan2 xxxx. Ataukah itu skenario kedua yg memang sudah disiapkan, sementara motif aslinya tetap tersembunyi. Skenario pertama hanya jebakan, skenario kedua inilah yg sesungguhnya dipersiapkan untuk menutupi motif aslinya. Gak tau juga. Sesungguhnya, bagi saya, penyelesaiannya bisa saja jadi mudah sekali. Panggil saja orang katanya bisa berkomunikasi dengan jin. Suruh dia ke lokasi dan bertanya pada jin di sana.: "Saudara jin, ceritakan seperti apa kejadian sebenarnya?" Dan jadilah jin sebagai saksi kunci di pengadilan, wkwkwk.

Re Hanno

Pelecehan, terutama pelecehan sek, umumnya dari atas ke bawah. Contohnya, guru ke murid, pengajar santri ke santrinya, majikan ke pembantu, direktur ke sekretaris, bapak ke anak tiri, paman ke ponakan, dukun ke pasien dan seterusnya. Nyaris tidak ada pelecehan pembantu pada majikan, bawahan kepada atasan, sekretaris melecehkan direktur, anak tiri melecehkan bapak, pasien melecehkan duku atau murid melecehkan guru. Tidak ada. Jadi, sangat sulit dipercaya ada pengawal berani melecehkan istri komandannya. Sangat tidak tidak masuk akal. Tapi, hehe ada kecualinya juga. Kecuali istri komandan yang mengulurkan tangan.

Johannes Kitono

Judul Bintang Wanita seharusnya diganti dengan Anugerah Jurnalistik Adinegoro dari Jambi. Penghargaan " Pulitzer Indonesia " untuk jurnalis berprestasi tinggi. Biasanya Anugerah Jurnalistik Adinegoro ini hanya domain media mainstream yang punya akses kemana mana. Kalau kali ini jatuh ke Jambi bisa jadi instink jurnalisnya tinggi, keberuntungan atau hanya hoki saja.Kalau sudah hoki tentu tidak akan lari kemana. Pangkat boleh hanya Brigadir tapi rezeki seperti jendral bintang dua. Bisa ikut menikmati apa yang merupakan hak milik pribadi majikan dengan imbalan nyawa. Pembaca belum tahu adegan xxx karena hanya konsumsi khusus orang dewasa. Itu kilah Menko Mahfud MD yang pasti sudah sangat dewasa. Kalau " kejadian orang dewasa " terjadi di Magelang inisiatip tentu datang dari status sosial atau hirarki yang lebih tinggi. Jarang ada bawahan nekat yang mau tukar nyawa untuk kenikmatan sesaat saja. Laki laki sejati memang harus punya harga diri dan menjaga kehormatan keluarga. Tetapi menghukum dengan menghilangkan nyawa bukanlah solusi yang bijaksana. Semua orang normal apalagi seorang jendral pasti tahu. Dan banyak sekali cara untuk menghukum, entah kenapa harus memilih yang dor dor dor. Now , ending cerita Duren Tiga Jakarta sudah bisa direka.JPU dan lawyer sedang menyusun strategi dan pasal buat laki laki sejati yang harga dirinya tinggi. Now,Disway tulislah yang lebih merakyat. Tentang nasib petani Sawit dan Peternak Ayam yang sedang menderita akibat turun harga.

tyong Antonio

Untuk kasus ini menurut saya sulit masyarakat mendapatkan kebenarannya. Ditubuh polri punya borok masing2 takut tar kebuka kartunya. Diibaratkan kita mencuci pakaian, tentu yg harus bersih air buat kita gunakan mencuci tadi. Kalau air yg kita pakai adalah air kotor, walaupun kita pakai ditergen ber-kilo2 percuma saja kan? Tetap pakaian tak akan bersih.

Teguh Wibowo

Bila hidupmu terasa berat. Bila hidupmu serasa hancur. Bila masa depanmu tak ada lagi harapan. Maka bayangkan seandainya dirimu bertukar nasib dg Pak FS ini. Mungkin disitu kamu akan sadar bahwa masalahmu tidak ada seujung kukunya bila dibandingkan dg masalah yg dihadapi Pak FS ini. Maka tetaplah hidup, meskipun tak berguna..

Jimmy Marta

Coba lg disimak kronologis yg logis ini. Pengacara bharada E membuka cerita tambahan Kmrn mengatakan di magelang pc nangis, bahkan sampai di mobil jln pulang ke jkt. Tdk ada yg tahu apakah fs dan pc tengkar. Fakta, fs dan pc berangkat ke magelang itu bareng. tp balik ke jkt pisah. Fs satu hari lebih dulu balik dg pesawat. Kemudian fakta jg(cctv rumah pribadi), saat rombongan pc sampai rumah, tdk brp lama fs keluar (ini yg diberitakan fs pergi tes pcr) Kesan kt apa..? Tidak salah kalau nalar kt mengatkan ada 'suatu hal' antara fs dan istrinya pc. Gk keliru jga kalau ada yg menduga suatu hal itu perselingkuhan yg bocor. Logisnya, j yg dekat dg pc terlontar kata. Pc konfirm ke fs. Tengkar. Marah. Dendam. Sampai duluan di rmh sendirian fs makin dipengaruhi setan. Terjadilah…. "Malu mbak, malu". Hanya itu ungkapan pc yg terlontar ke lpsk. Ini cerita dari fakta dan logika untuk yg sudah dewasa.

Rihlatul Ulfa

kepolisian indonesia mengira di awal akan mudah2 saja untuk membuat skenario pembohongan-mungkin menurut mereka, masyarakat akan setuju2 saja dengan pernyataan baku tembak itu. skenario yang berantakan, tentu mudah untuk orang indonesia melihat banyak kejanggalan,mungkin kepolisian lupa, masyarakat kita sangat hoby menonton sinetron yang skenario ceritanya bikin puyeng tujuh keliling itu hehe.mau bagaimana sudah terlanjur-dari pada ribet cctv di nyatakan ada lagi yg sebelumnya di bilang rusak,penangkapan bharada E di lakukan, tapi dengan jabatan yg begitu rendah,masyarakat tidak percaya dia melakukannya,akhirnya mau bagaimana lagi, sambolah yang memang harus jadi tersangkanya,kepolisian mikir 'sudah cukuplah sambo jadi tersangka-masyarakat pasti sudah puas' permasalahannya baru lagi,motifnya tidak masuk akal untuk di jadikan sebuah pembunuhan yang kejam. jika motif harkat dan martabat keluarga di jadikan final. apakah masyarakat yang ragu boleh mengatakan, 'kepolisian tidak memngungkap motif yang sebenarnya karena kemungkinan akan menyerempet kasus2 yang ada di tubuh Polri'

Harun Sohar

Lagi-lagi masalah apem. Barang satu itu bisa menimbulkan 1001 cerita dewasa dengan keseruan yang luar biasa. Sudah sewajarnya jangan remehkan masalah apem. Mungkin juga sudah saatnya masuk pendidikan ekstra kurikuler. Dibuat nyantai tapi serius. Diolah secara populer.

Tags :
Kategori :

Terkait