7 Pendekar Habisi Seorang Pedagang Nanas

Jumat 02-12-2022,14:06 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Djono W. Oesman

Iptu Aldhino: "Dalam kondisi korban babak belur, korban kembali dikeroyok oleh tujuh pelaku lainnya, yang baru datang. Ini masih dari keterangan saksi, jadi kita masih lakukan penyelidikan. Tapi kita akan buru semuanya,"

Penyidik belum memastikan, apakah Eko sudah tewas di pengeroyokan oleh tujuh pesilat kelompok pertama, atau oleh tujuh pesilat kelompok ke dua. Juga belum dipastikan, apakah surat klarifikasi diteken Eko di pengeroyokan pertama, atau tahap kedua. "Masih kita sidik," ujar Aldhino.

Para tersangka dijerat Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan. Bukan pembunuhan.

Kapolres Gresik, AKBP Nur Azis: "Sekali lagi, ini bukan pembunuhan. Ini pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Jadi yang kami terapkan Pasal 170 KUHP ayat (2) dan (3)."

Dari kronologi itu, jelas 14 pesilat sangat menghormati perguruan silat mereka. Disakralkan. Siapa pun mengaku-aku anggota perguruan silat itu, dan terbukti bukan, maka sudah ada contohnya. Jadi jangan macam-macam.

Ini solidaritas kelompok. Dalam melindungi kelompok. Dari potensi gangguan pihak luar kelompok. Pemakaian kaos perguruan silat X oleh Eko Bayu, dianggap sebagai potensi gangguan terhadap kelompok.

Tapi, ini solidaritas kelompok membuta. Membabi-buta. Dalam psikologi sosial disebut Collective Narcissism (narsisme kelompok). Yakni, perilaku individu yang melebih-lebihkan citra positif kelompoknya (perguruan silat X).

Bentuk tindakan pelaku Collective Narcissism disebut Mobbing. Suatu perilaku kekerasan, mirip bullying tapi dengan level kekerasan lebih tinggi daripada bullying.

Dr Janice Harper dalam bukunya, "Mobbed!: What to Do When They Really Are Out to Get You?" (Backdoor Press, 2013) menyebutkan, narsisme kelompok yang menimbulkan tindakan mobbing, bersifat manusiawi. Setiap orang pasti merasa aman-nyaman berada di dalam kelompok. Lalu membela kelompoknya mati-matian.

Dr Harper (antropolog) mengurai, perilaku ini bawaan dari karakter burung. Sekelompok burung sejenis (katakanlah A), akan sangat marah ketika diganggu seekor burung jenis lain (B). Jangankan burung B menggunggu, pun asal ia berada di sekitar kelompok A, maka B bakal diusir kelompok A.

Tapi paling jelas pada binatang primata, monyet. Seekor monyet hidung panjang jika berada di dekat kelompok monyet hidung pesek, maka si hidung panjang bakal diusir. Kalau perlu dikeroyok.

Karakter itu, menurut Harper, secara genetik sudah ada pada setiap manusia. "Apakah karakter ini warisan dari hewan, atau sebaliknya, manusia mewariskan karakter ini kepada hewan. Masih perlu riset besar," katanya.

Dijelaskan, mobbing adalah bentuk dari agresi kelompok, bawaan dari primata. Bahwa pelaku mobbing tidak harus orang jahat atau psikopat. Melainkan orang berperilaku baik, jika sudah masuk dalam narsisme kelompok, maka ia bakal berperilaku sesuai kehendak kelompok.

Kehendak kelompok berarti ada pemimpinnya. Ada yang memberi komando. Untuk suatu tindakan, yang sebenarnya bentuk tindakan sudah diduga oleh para anggota kelompok. Yakni, menyerang individu atau kelompok luar (out group). Yang dinilai bisa mengganggu kelompok mereka (in group).

Bahayanya, begitu pengeroyokan dimulai, seperti halnya di dunia hewan, tidak bakal berhenti. Bahkan intensitas pengeroyokan terus naik. Sampai targetnya mati. Apa pun terjadi.

Kecuali, ada kekuatan luar yang sangat kuat membubarkan pengeroyokan. Misalnya, suara letusan pistol polisi.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler