Kamis 17 November 2022 Dhio belanja online beli arsenik. Barang langsung tiba hari itu juga.
Rabu, 23 November 2022 paman Dhio, Sukoco (59), kakak Heri Riyani, kebetulan bertandang ke rumah keluarga Dhio. Maka, Dhio menyuguhi es dawet. Dibelikan lima es dawet untuk seisi rumah.
Empat es dawet milik Abbas, Heri, Dhea dan Sukoco, ditaburi arsenik. Punya Dhio sendiri tentu bebas racun. Semuanya lalu minum es dawet.
Empat orang keracunan. Pergi ke dokter. Dan, sembuh semua.
Jumat, 25 November 2022 Dhio beli sianida via online. Sekaligus menyewa mobil Toyota Kijang Innova warna hitam dari rental.
Di sini ada yang unik. Dhio kepada pihak pemilik mobil mengatakan, akan mengubah plat nomor mobil. Dengan alasan, mobil itu akan digunakan untuk menjemput bos Dhio. Supaya kelihatan keren, nomornya ditempeli nomor berbeda, nomor keren. Platnya sudah dibawa Dhio saat itu.
Pemilik setuju saja. Asal, nanti dikembalikan seperti semula lagi. Pemilik mobil sudah diperiksa polisi.
AKBP Sajarod: "Menurut keterangan pemilik mobil kepada penyidik, nomor polisi mobil diubah Dhio. Dari semula AA 1168 S menjadi K 17 DA. Hasil pengecekan kami, mobil ini bernomor asli, benar seperti disebutkan pemilik mobil."
Dhio mengaku ke polisi, menyewa mobil untuk menyimpan sianida. Dhio langsung mengambil sianida itu di tokonya, menggunakan mobil tersebut. Sianida disimpan tersembunyi di mobil itu. Dhio mengaku ke polisi, ia takut sianida diketahui keluarga.
Alasan Dhio itu logis. Sebab, ia sudah grogi dengan kegagalan pembunuhan pertama. Tapi ia bertekad membunuh (lagi). Maka, logis ia takut sianida diketahui calon korban.
Mobil dibawa pulang Dhio. Kepada keluarga ia mengatakan, itu mobil pinjaman. Prediksi Dhio tepat, tidak ada anggota keluarga yang memeriksa kabin mobil. Sesungguhnya, itulah 'gudang' racun.
Senin, 28 November 2022 pagi sekali. Heri Riyani menyiapkan empat minuman: Tiga teh dan satu kopi buat ayah, Abbas.
Ketika Heri lengah, Dhio memasukkan sianida ke tiga gelas. Dua teh dan satu kopi. Tiga orang tewas.
Mengapa ia menggunakan sianida?
AKBP Sajarod: "Tersangka mengaku, ia membaca berita pembunuhan Munir dan pembunuhan Kopi Sianida."
Penegak hak asasi manusia, Munir Said Thalib, dibunuh dengan racun arsenik ketika di pesawat terbang perjalanan Jakarta ke Amsterdam, Belanda. 7 September 2004.