Barongsai Riwayatmu Kini

Senin 23-01-2023,14:25 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Djono W. Oesman

Barongsai di Pondok Indah Mal (PIM) Jakarta, jatuh dari tonggak setinggi tiga meter. Ratusan penonton menjerit. Tapi, pemainnya bangkit. Lalu melanjutkan atraksi. Kian lincah. Sampai pertunjukan 17 menit 34 detik itu usai.

***

ITU terjadi Selasa (17/1) sore. Menyambut Imlek, yang menurut Kantor Berita Xinhua, rangkaian Imlek 40 hari sejak 7 Januari 2023 sampai 15 Februari 2023.

Barongsai itu warna kuning. Main di dalam PIM 3, lantai dasar. Jumlah penonton sekitar 300 orang, mengelilingi area atraksi dibatasi pagar. Ratusan penonton lain menonton dari lantai dua dan tiga, karena bentuk mal terbuka di bagian tengah (open centre).

Di area atraksi ada tonggak-tonggak berjumlah 18. Ketinggian bervariasi, antara dua sampai empat meter. Tonggak berdiri di atas karpet merah.

Pemain instruman lima pria dua wanita. Ada gendang, tambur, gong kecil, dan paling dominan simbal, dua lempeng kuningan bundar yang dibentur-benturkan. Ini paling bikin ramai.

Gendang ditabuh, ritme lambat. Simbal merancak berdentang-dentang. Selalu ambyar, di tiap akhir ketukan tempo.

Barongsai kuning muncul, masuk ke arena. Berlenggak-lenggok. Kiri-kanan. Mata berkedip-kedip. Menggaruk kepala. Mendadak gong berbunyi, seketika Barongsai jatuh, koprol guling-guling tiga putaran. Akhirnya dengan sigap berdiri lagi. Sikap waspada.

Ratusan penonton bersorak. Bersuit-suit.

Gerak koprol itu ternyata atraksi pembuka. Berikutnya, Barongsai menunjukkan kegenitan. Menoleh kiri-kanan, mata berkedip-kedip, kuping mencuat-cuat. Bergerak miring ke kiri, ternyata belok menukik tajam ke kanan.

Jika dihitung, ada lima bagian tubuh Barongsai yang aktif. Kelopak mata plus kuping. Rahang bawah buka-tutup, otomatis menggerakkan rumbai-rumbai jenggot. Bahu depan kiri-kanan sebagai manuver belok. Pinggul kiri-kanan mengimbangi manuver gerakan bahu. Dan, paling lucu ekornya bisa kopat-kapit.

Kini, Barongsai mengamati deretan tonggak-tonggak. Dimulai dari ujung deretan tonggak paling rendah, setinggi 1,5 meter, sampai yang empat meter.

Sepertinya Barongsai hendak meloncat naik. Ia konsentrasi ke tonggak paling pendek. Dia amati bagian kiri dan kanan tonggak. Seolah mengukur ketinggian, atau mengkalkulasi risiko jatuh. Gaya ini sungguh humanis. Seperti manusia siap melakukan atraksi bahaya.

Itu membuat penonton diam, hening. Apalagi insrumen mengalun lembut. Mendukung suasana magis.

Lalu Barongsai meloncat. Dua kaki depan meloncat dua kali. Pertama naik ke dua tonggak setinggi 1,5 meter itu. Begitu nangkring, dalam sedetik langsung meloncat lagi ke dua tonggak di depannya.

Ketika sepasang kaki depan hinggap di tonggak ke dua, bersamaan sepasang kaki belakang meloncat dan nangkring di dua tonggak pertama. Tonggak-tonggak itu permukaannya kecil. Satu tonggak bergaris tengah sekitar 20 sentimeter. Sehingga cuma cukup untuk satu kaki.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler