Kaya Aset

Kamis 02-02-2023,08:00 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Mirza Mirwan

Dan perang itu baru akan berakhir entah kapan. Ukraina sudah mendapat tank canggih Leopard-2 dari Jerman dan Abrams dari AS. Ibarat "diwenehi ati ngrogoh rempela", kini Ukraina merengek minta jet tempur. Inggris dan AS adalah pemilik jet tempur canggih. Tapi PM Sunak dan Presiden Biden sama-sama bilang "No!". Perancis, Jerman, dan Belanda, masih mikir-mikir. Macron, Scholz, dan Rutte, hanya bilang "not taboo". Artinya ada kemungkinan "OK". Petinggi militer Ukraina sudah belajar dari kasus permintaan Leopard-2. Semula Jerman menolak, toh akhirnya mengabulkannya: dengan catatan AS juga mengirimkan Abrams. Kalau kita menoleh ke belakang, perang Ukraina-Rusia boleh jadi tak akan terjadi kalau saja dulu itu Joe Biden tidak memicunya dengan memberi sanksi ke Rusia, 22 Februari 2022, hanya gegara Rusia mengakui Republik Donetsk dan Republik Luhansk. Waktu itu memang Rusia sudah menyiagakan pasukan di perbatasan dengan Ukraina. Tetapi, mungkin saja, sekadar untuk berjaga-jaga. Tetapi gegara sanksi Biden, yang kemudian diikuti sekutunya di Eropa, Putin pun meniup peluit untuk invasi. Dan Rusia kian punya banyak alasan untuk tetap menggempur Ukraina.

Jimmy Marta

Oh, BRIN. Kemaren lusa mereka RDP dengan para wakil kita. Sang ketua dicecar soal anggaran 6T yg hasilnya berupa tumpukan kertas-kertas. Pun bgmn hasil bbrp lembaga riset yg digabung yg masih ber riak.

Mbah Mars

Clinton, Koizumi dan Gus Dur berada dalam sebuah kapal. Banyak hiu bersliweran di sekeliling kapal. "Mayor, tunjukkan keberanianmu dengan berenang mengitari kapal", ujar Clinton. Sang mayor berhasil mengelilingi kapal 10 kali. "Lihatlah keberanian US Army", kata Clinton bangga. Tak mau kalah, Koizumi memerintahkan anak buahnya melakukan hal yang sama. "Lakukan 20 kali! Selesai berenang 20 kali Sersan melapor, "Tugas selesai". Koizumi sangat bangga. Tidak perlu berkata-kata lagi. Gus Dur tak mau kalah, "Kopral kamu harus berenang mengitari kapal 50 kali" Kopral kaget. Spontan ia menjawab sambil ngeloyor pergi, "Anda presiden gila ya, tak pakai otak! 50 kali mengitari kapal ? dikejar-kejar buaya ? setor nyawa apa ?". Akhirnya Gus Dur bilang ke Clinton dan Koizumi: "Lihatlah tuan-tuan, tentara mana yang paling berani ?"

Iqbal Safirul Barqi

Astaghfirullah,, saya sampai lupa mau komen apa tadi. Atiku mangkel. Sudah lama. Mau login komentar susah amat. Saya biasa pakai browser Chrome, waktu login Error: 400. Authentification error. Saya pindah browser bawaan HP, sama. Saya pindah pakai Aloha browser, sama juga. Tapi bedanya di sini, setelah saya tutup halaman kemudian buka lagi, ternyata saya sudah login. Sebenarnya sudah lama saya punya masalah login CHDI, saya tidak memaksakan diri, karena saya sadar komentar saya tidak penting-penting sangat. Maka dari itu, komentar saya sekarang ini saya dedikasikan sepenuhnya untuk menyampaikan 'mrongkol' hati saya yang lama yang lama terpendam dan terakumulasi sebab tidak bisa login. Pun masih terjadi sampai sekarang di browser Chrome mobile yang biasa saya pakai. Mungkin ada korban lain selain saya, mereka tidak bisa mengeluh, sebab login komen gagal. Mau kirim email langsung ke admin, kok seolah sok penting. Dah lah, Pikir kita alhamdulillah baca CHDI dan komen perusuh masih gratis.

Fa Za

“si vis pacem, para bellum”. If you want peace, prepare for war. Adagium ini sepertinya dipegang teguh oleh Amerika, atas nama perdamaian dunia. Dulu memburu teroris sampai ke ujung dunia, sekarang menyuplai senjata ke Ukraina.

Amat K.

Asam pauh delima pauh/ Rama-rama masuk kelambu/ Kanda jauh adinda jauh/ Sama-sama kita merindu.

Lukman bin Saleh

Tidak ada reformasi. Apalagi revolusi, revolusi mental yg dicanangkan dengan gegap gempita 9 tahun yang lalu. Pemberantasan korupsipun seperti jalan di tempat. Dan memang jalan di tempat. Muter2 tidak ke mana2. Lihatlah Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yg dirilis Transparency International baru2 ini. IPK Indonesia tahun 2022 jeblok 4 poin menjadi 34, yang tahun sebelumnya 38. Persis seperti 9 tahun yang lalu, tahun 2014. IPK Indonesia saat itu 34 juga. Dimana angka 0 menunjukkan negara paling korup, dan angka 100 menunjukkan negara paling bersih dari korupsi. Indonesia menempati rangking 110 dari 180 negara yang diteliti. Sejajar dengan negara2 macam Gambia, Malawi, Nepal dan Sierra Leone. Dan tertinggal jauh dari negara2 ASEAN macam Malaysia, Vietnam, bahkan Timor Leste. Apalagi dibanding Singapura dg skor 83. Semoga saja 2024 ini ada pemimpin yg bisa meningkatkan IPK kita. Entah Ganjar, Anies, Prabowo ataupun Puan. Siapapun itu, yg penting harus berbuat lebih nyata dan efektif. Tidak berhenti pada slogan2 indah tak berarti…

Udin Salemo

…kurajut kain/ …berwarna merah/ …melukai yang lain/ …tumpahan darah/ #mantun_potong …hahaha

Tags :
Kategori :

Terkait