Demikian pula di Kristen.
Maka Muktamar Fikih Peradaban yang berlangsung di Surabaya hari ini sangat menarik. Itulah Muktamar I Fikih Peradaban. Yang akan merumuskan aturan-aturan fikih yang mampu mendukung kemajuan peradaban manusia. Yang akan disusul dengan muktamar ke II dan seterusnya. "Kalau bisa setiap tahun. Atau dua tahun sekali," ujar KH Yahya Staquf, ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). "Harus selalu di Indonesia. Dan yang menyelenggarakan PBNU," ujar
Kiai Staquf saat podcast bersama saya Sabtu lalu.
Prakarsa seperti ini dimaksudkan agar Islam bisa menjadi agama rahmatan lil alamin. Bisa menghindarkan bumi dari kerusakan. Atau bahkan kehancuran.
Benturan peradaban, bisa datang dari benturan antar agama. "Kalau itu terjadi, kiamat akan datang lebih awal. Bukan kiamat yang datang seperti yang diajarkan," ujar Kiai Staquf.
Pembahasan Fikih Peradaban itu ternyata sudah dimulai sejak Kiai Staquf terpilih sebagai ketua umum PBNU tahun lalu. Sampai saat ini sudah dilakukan 280 kali pembahasan. Di pesantren-pesantren terkemuka di lingkungan NU. Juga di lembaga kajian. "Kiai-kiai kita di kampung-kampung itu hebat-hebat. Mereka pemikir keagamaan yang mumpuni," ujarnya.
Boleh dikata Muktamar Fikih Peradaban hari ini adalah muara dari 280 halaqah Fikih Peradaban di berbagai pesantren itu. Hasil Muktamar inilah yang akan dilaporkan di puncak acara Harlah ke-100 NU di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, 7 Februari lusa.
Yang sudah disepakati di 280 halaqah itu, salah satunya, adalah bahwa ajaran Islam itu ada yang harus tetap, tapi ada yang bisa berubah. Dan yang bisa berubah itu jauh lebih banyak. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi: 5/1/2023: Balon Putih
Everyday Mandarin
Di Foshan, Guangzhou, China, ada ksatria bernama Huang Feihong, sosok pendekar penguasa kungfu di masa lalu. Angkatan Susi Susanti jg ada seorang asal negeri Tirai Bambu yang bernama Huang Hua. Dia nikah dgn seorang pengusaha WNI di tahun 1993. Dia sosok pendekar badminton di masa lalu.
Everyday Mandarin
Ribuan tahun lalu, Sungai Huanghe hanya bernama He saja. Artinya sungai. Di utara He disebut Hebei, di selatan He dinamai Henan. Dua2nya kini menjadi 2 provinsi yang menjadi jantung kebudayaan China masa lalu. Henan diduga menjadi tempat lahirnya huruf2 China yang dipakai hingga hari ini. Di dalam 100 marga terbesar di China, 5 besar marga terbesar di China hari ini: Wang, Li, Zhang, Liu, dan Chen, semuanya berasal dari Henan. Dari Henan-lah, orang Tionghua dan seluruh kebudayaan China menyebar ke seantero China dan segala penjuru dunia. Jadi, tidak salah di buku sejarah disebutkan Sungai Huanghe adalah pusat di mana China bermulai.
Budi Utomo
Bung Bagus punya ide bagus untuk Tiongkok. Kirim lagi balon sebanyak-banyaknya biar bangkrut tuh Amrik. Yang “dite mbak” sangat MURAH harganya ketimbang “RUDAL” yang menembak. God Bless Perusuh Disway. Wakakakaka. By the way God Bless nya Achmad Albar tak ada kaitannya dengan Perusuh Disway. Terima kasih. Tertanda Shinchan.