Kambing Gemuk

Sabtu 08-04-2023,03:15 WIB
Reporter : Dahlan Iskan
Editor : Dahlan Iskan

Sate, hujan renyai-renyai, perut lapar, ketemu istri, bercanda dengan teman-teman Radar Tasik, nikmat yang mana lagi yang masih harus didustakan. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*, Edisi 7 April 2023: Anshor Laris

Mbah Mars

Sudah sampai Nglipar, mustinya Abah DI mampir ke desa wisata Nglanggeran. Desa wisata no 1 se Indonesia. Di Nglanggeran kita bisa jalan kaki naik ke gunung api purba. Asik sekali. Ngrethek-ngrethek. Kalau kaki sudah tidak mungkin kuat lagi mendaki silahkan menikmati embungnya saja yang tidak jauh dari gunung api purba. Apakah Pak Agus sudah pernah ke Nglanggeran ? Jangan kalah dengan Didi Kempot yang menggubah lagu Banyu Langit dengan setting tempat Nglanggeran, Ademe gunung merapi purba Melu krungu suaramu ngomongke apa Ademe gunung merapi purba Sing neng Nglanggran Wonosari Yogyakarto Janjine lungane ra nganti suwe-suwe Pamit esuk lungane ra nganti sore Janjine lunga ra nganti semene suwene Nganti kapan tak enteni sak tekane

Agus Suryono

GUNUNG KIDUL: DULU DAN SEKARANG.. Saya tinggal di Yogyakarta sejak tahun 1955 sampai 1975. Tapi saat selama 20 tahun tinggal di Yogya, belum pernah ke Gunung Kidul. "Ra duwe dit.." Tapi baru ke Gunung Kidul pada tahun 2019, ke pantai Indrayanti. Dan juga tahun 2022, ke Heha Ocean View. Saat usia sudah 60++ Selama 20 tahun masa muda, kalau dengar Gunung Kidul, beritanya adalah tentang "kelaparan". Tentang "kurang gizi". Kalau sekarang, kalau dengar nama Gunung Kidul, isinya mulai bervariasi. Dan bernuansa "positif".. Tempat rekreasi pantai, yang dari dulu sebenarnya juga sudah ada. Tapi saat ini "dikembangkan", secara "kreatif". Dan berjumlah "puluhan". Puluhan pantai. Medannya banyak yang sulit. Tapi semuanya ramai. Karena akses jalan sudah bagus. Meski masih sempit. Tidak hanya pantai, tapi juga berbagai "wisata alam" lainnya. Mulai dari Gua Pindul. Sampai wisata "instagram". Mau foto saja harus membayar, dan harus antri. Jualan tempat rekreasi, sampai "spot foto".. Cerita yang juga ramai tentang Gunung Kidul lainnya adalah "kisah sukses". Mulai dari juragan bis antar kota. Sampai juragan "bakmi Yogya". Yang menguasai bisnis bakmi Yogya, di Jakarta dan Bandung.. @Dan yang terakhir: Dalang Cilik yang "Sukses". Selamat Gunung Kidul..!!

Jhel_ng

Hebat mas Anshor ini. Seorang dalang yang sudah pasti memiliki pengetahuan masa depan. Dari pengetahuan itu jadilah pilihan masa kini: masuk MAN. Sebagai insan "Ikhlas Beramal", saya bangga dan mengapresiasi pilihan bagus ini. Mendalang adalah berdahwah. Setidaknya itu dulu yang dilakukan Sunan Kalijaga. Berdahwah tentang moral dan tatanan masyarakat yang baik. Tidak melulu tentang dalil. Sebab berdakwah menggunakan dalil, tujuan utamanya juga membuat masyarakat dapat hidup dengan beradab. Selamat menikmati akhir pekan panjang, para pembaca dan perusuh sekalian.

Mbah Mars

Abah ternyata belum kenal Ki Hadi Sugito. Beliau seangkatan dengan Ki Timbul Hadi Prayitno dan Ki Suparman. Ki Timbul adalah dalang yang setia pada pakem pewayangan. Jika dia mementaskan lakon perang Baratayudha, apalagi seri Labasan orang akan terpana. Tegang. Ki Timbul kondang dengan kemampuan filosofisnya ketika pentas. Maka beliau menjadi dalang kesayangan Pak Harto. Adapun Ki Hadi Sugito adalah dalang idola orang pada umumnya. Kemampuan memerankan tokoh-tokoh pewayangan dengan suaranya yang empuk menjadi andalannya. Srikandi dan Banowati akan kelihatan kenes. Sembodro tampak lembut gemulai keibuan. Kemampuan ngocol Ki Hadi Sugito tidak diragukan juga. Itu andalan keduanya. Lewat tokoh Bagong, Durmogati, Mbilung orang akan dibuat terpingkal-pingkal. Kalau Ki Suparman menurut pengamatan saya mirip Ki Narto Sabdo. Trio dalang tersebut mewariskan bakatnya kepada putra-putranya. Ki Timbul kepada putranya Prof.Dr. Kasidi Hadiprayitno. Ki Suparman kepada Ki Seno yang belakangan sangat kondang. Ki Sugito kepada Ki Sutono Hadi Sugito. Semoga Anshor besuk bisa sesukses Seno. Sesukses Prof Kasidi juga. Sang dalang yg juga guru besar. Oia Abah, di Gunung Kidul juga ada dalang remaja. Namanya kalau tidak salah Gymna. Yang istimewa, para dalang itu kebanyakan istrinya banyak. Terutama yg dalang dulu-dulu. Para perusuh wani po ?

iMM Indonesia Markup & Maju

Dari parang tritis belok muter-muter, sampailah ke Gajayan, ngebantai liverpool sebentar. Muter lagi, sampailah ke wiro sableng. Wirobrajan maksudnya. Dan terjadilah adegan yang di tunggu-tunggu. Pengambilan #kapakmaut.

Mbah Mars

Saya tahu kenapa Abah ke masjid Jogokaryan dulu, baru ke pondok Krapyak. Paling-paling ingin tarawih 11 rakaat. Wkwkwkwk. Masjid Jogokaryan memang top. Sebuah masjid yang tidak hanya mengurusi hal-hal terkait persiapan mati. Yang terpenting masjid ini banyak mengurusi bagaimana orang bisa hidup layak dan sejahtera. Masjid yang dikhidmadkan untuk menolong kesengsaraan umat. Masjid harus bisa memberdayakan masyarakat dengan segala aktifitasnya. Silahkan mumpung sedang bulan puasa. Mampirlah ngabuburit di masjid ini.

imau compo

Senang baca ttg Ansor ini dan Anshor-anshor lainnya. Wayang akan tetap jadi tuan rumah di negeri sendiri. Puluhan tahun lalu saya kenalan dengan dua seniman (calon seniman) muda dari Malaysia (turunan Cina) dan Jepang di sekitar Mangkunegaran yg belajar seni tradisional Jawa, sendra tari, termasuk wayang. Yg Jepang cantik sekali, sipit yg tanggung bikin wajahnya tambah eksotik. Mereka waktu itu mau lanjut ke Tangerang mau belajar kliningan. Yg jelas mereka bukan ancaman thd kita sebagai pemilik wayang. Berbeda dengan batik. Batik cap adalah ancaman dan nyata. Cina bisa bikin batik (cap) jauh lebih murah. Bukan hanya itu, Cina, sebagaimana produk lainnya bisa mendiversifikasi harga batik capnya utk macam-macam kelas ekonomi, bahkan bisa bikin batik utk sekali pakai. Sudah ada ide utk survivalnya dengan mengembangkan batik tulis, tapi belum dengar cerita seperti anshor ini utk batik tulis. Semoga sdh banyak ansor batik.

Tags :
Kategori :

Terkait