1) Ngerjain polisi. Di kasus serial killer, Glen Rogers, setelah polisi menangkapnya pada 1995, ditemukan lima pembunuhan. Tahu-tahu, Rogers mengaku membunuh tujuh orang. Ternyata tak terbukti. Kemudian ia mengaku, cuma mau ngerjain polisi.
Contoh paling mencolok, serial killer Henry Lee Lucas, ditangkap pada 1983. Diduga membunuh 100 orang. Lalu ia mengaku sudah membunuh 350 orang. Di 27 negara bagian AS. Membuat polisi kewalahan mencari korban. Ternyata terbukti di pengadilan, ia membunuh 11 orang.
Di pengadilan, Lucas ditanya hakim soal itu. Jawab Lucas begini:
"Saya berangkat untuk merusak, dan merusak petugas penegak hukum mana pun yang bisa saya dapatkan, Dan, saya pikir saya melakukan pekerjaan yang cukup bagus."
2) Gila publikasi. Dr. Henry Howard Holmes, serial killer terdokumentasi pertama Amerika pada 1883 membunuh 27 orang. Ia mengklaim membunuh 100 orang. Ia divonis hukuman mati, dieksekusi di penjara Moyamensing Prison, 7 Mei 1896.
Di pengadilan ia ditanya hakim, mengapa lebay? Dijawabnya begini: |Surat kabar menginginkan sensasi. Jadi saya beri.” Dan, menjelang lehernya dijerat di tiang gantung, ia berteriak, cuma membunuh dua orang.
3) Meningkatkan Kepentingan Pelaku. Pembunuh paling terkenal Amerika, Ted Bundy. Pembunuh 30 orang, ia mengaku membunuh 100 orang. Pengakuan Bundy berubah-ubah.
Bundy kepada Jurnalis Amerika, Hugh Grant Aynesworth mengatakan, setiap dua korban Bundy yang dipublikasi pers, mungkin satu bukan dibunuh Bundy. Tapi, Bundy mengaku ke pengacaranya, asli membunuh 35 orang. Kemudian, di pengadilan ia mengaku membunuh 100 orang.
Pengakuan berubah-ubah itu, menarik perhatian Federal Bureau of Investigation (FBI). Maka, FBI menugaskan agen spesialis dari Unit Ilmu Perilaku, William Hagmaier untuk meneliti. Hasilnya ternyata begini:
Bundy jadi sangat dihormati sesama narapidana, setiap kali ada pemberitaan bahwa jumlah korbannya bertambah. Maka, Bundy mengaku membunuh 100 orang, dan diberitakan pers. Akibatnya, seluruh penghuni penjara tempat Bundy dihukum, sangat hormat ke Bundy.
Ternyata, itu tidak hanya membuat Bundy terkenal di dalam penjara, melainkan juga di luar ia sangat terkenal. Bahkan punya pengagum.
Dikutip dari The Washington Post, 14 April 1991 bertajuk: “Serial Killers Shattering the Myth”, diulas proses Bundy jadi terkenal. Masyarakat AS berpikir, betapa pintar Bundy. Ia sekolah hukum dan bisa bergaul dengan banyak orang normal.
Popularitas Bundy membuat banyak cewek jadi fans (wajah Bundy memang tampan). Bahkan, ada cewek yang menyatakan ke pers, siap menikah dengan Bundy di penjara. Tapi itu tidak terwujud.
Itu menggelisahkan penegak hukum di sana. Jaksa Seattle bernama Bob Keppel yang melacak Bundy dan berbicara dengannya menjelang akhir hayat Bundy, mengungkap kekejaman Bundy. Dikatakan, Bundy adalah pengidap necrophiliac. Mendambakan berhubungan seks dengan orang mati.
Dipapar buktinya, salah satu korban Bundy adalah gadis cantik, mahasiswi yang diculik-dibunuh Bundy dari halaman kampus. Caranya, Bundy membebat tangan kanan dengan perban, seolah-olah digips. Sambil membawa banyak buku di tangan kiri. Ia berjalan menuju mobilnya. Lalu ia minta tolong mahasiswi yang kebetulan lewat, untuk memasukkan buku-buku itu ke mobil.
Ketika si mahasiswi membantu memasukkan buku, dari belakang Bundy memukul kepala cewek itu dengan besi yang sudah disiapkan. Lalu korban dimasukkan ke mobil. Dibunuh di suatu tempat. Setelah korban mati, mayatnya disetubuhi Bundy. Bahkan diulang sampai berhari-hari pada mayat yang sudah membusuk.