Emil adalah doktor lulusan Jepang. Putra mantan wakil menteri PU yang asli Trenggalek. Istri Emil juga model dan bintang film dengan 5i.
Di tengah jalan, Emil maju jadi calon wakil gubernur Jatim. Berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa. Terpilih.
Ipin pun dapat panci besar: otomatis jadi bupati.
Tapi Ipin hampir saja tidak bisa dilantik. Ia dilaporkan hilang. Sehingga ia harus mendapat hukuman jabatan: hilang dalam jabatan.
Ipin memang hilang. Tepatnya menghilang. Padahal ia pejabat bupati. Yakni, sejak Emil maju sebagai calon wakil gubernur dari Partai Demokrat dan koalisinya.
Hari-hari itu Ipin ke London. Mampir Amsterdam dan Paris. Tanpa mendapat izin atasan.
Tapi ia bukan jalan-jalan di sana. Ia mendapat tugas politik. Kalau minta izin, yang memberi izin pun akan kesulitan secara politik.
Ipin pun dihukum: tidak segera dilantik jadi bupati. Status pejabat bupatinya diulur sampai lebih satu tahun.
Tapi hukuman itu berkah bagi Ipin. Gara-gara penundaan pelantikan itu masa jabatan bupatinya tidak dihitung satu periode. Berarti, setelah sekarang ini pun Ipin masih bisa maju lagi jadi calon bupati Trenggalek. Kans-nya besar. Di pilbup lalu ia menang 68 persen.
Sambil menjadi bupati akhirnya Ipin lulus S-1 dari Unitomo. Lalu ditawari untuk ambil S-2 di Unair. "Saya mau ke S-2 Unair asal ada prodi pemberdayaan perempuan," katanya. Unair pun membuka prodi yang diinginkan. Kini Ipin lagi bersiap menyusun tesis.
Istrinya juga S-2. Sang istri kini lagi berencana menerbitkan bukunyi: Ekonomi Perempuan.
Suami istri muda itulah yang kini bertanggung jawab memakmurkan Trenggalek yang miskin.
Trenggalek punya gunung dan pantai. Mirip Pangandaran di Jabar. Tapi nasibnya juga mirip: jauh dari mana pun. Terutama dari kota besar.
Dulu Trenggalek pernah jaya: sebelum Ipin lahir. Trenggalek pernah jadi pusat produksi cengkih. Itu berkat kenekatan bupati tentara berpangkat kolonel. Namanya: Kolonel Sutran. Presiden Soeharto senang sekali pada Sutran. Ia dianggap berhasil mengangkat Trenggalek dari kabupaten termiskin di dunia menjadi makmur.
Sutran diangkat menjadi gubernur Papua.
Lalu Trenggalek miskin lagi. Itu gara-gara anak Soeharto: Tommy Soeharto. Tommy terjun ke bisnis cengkih. Dibuatlah lembaga monopoli yang saya sudah lupa namanya. Harga cengkih pun hancur. Rakyat membabat pohon cengkih mereka.