AMEG - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sinambung, Universitas Negeri Malang (UM), membuat aquaponik bersama pengurus Taman Refugia, di Desa Jatirejoyoso Kabupaten Malang.
Dilakukan hampir satu bulan, sejak 09 April sampai 01 Mei 2021. Untuk merealisasikan program kerja, demi meningkatkan potensi desa Jatirejoyoso.
Aquaponik, yang menggunakan sistem pertanian dengan media kolam ikan, sebagai penunjang tumbuhnya tanaman, pertama kali dibicarakan salah satu Tim KKN UM, salah satunnya Taman Refugia.
Ide program kerja itu, adalah memanfaatkan lahan yang ada pada Taman Refugia, agar bisa dimanfaatkan ternak lele dan sayuran, yang dikembangkan menjadi aquaponik.
‘’Banyaknya lahan yang masih bisa dipergunakan di taman, dapat membantu meningkatkan potensi pertanian, serta wisata pada Taman Refugia. Mungkin bisa menjadi poin tambahan bagi profil desa kami,’’ ujar Ketua Pengurus Taman Refugia, Mohammad Arifin, Sabtu (1/5/2021) kemarin, kepada awak media.
Sistem kerja aquaponik, yang biasanya memakan ongkos yang cukup besar dalam pembuatannya, dapat diminimalisir oleh Tim KKN UM.
Amar Ma’ruf Alfithri, anggota tim KKN UM menyampaikan, terdapat dua cara yang dapat dipergunakan membuat aquaponik. Yaitu NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT (Deep flow technique).
Dalam pembuatan aquaponik ini, Tim KKN UM memutuskan menggunakan sistem NFT, yang dinilai lebih hemat biaya dibandingkan dengan DFT.
‘’Demi meminimilasir kebutuhan, kami gunakan NFT, dengan media bambu sebagai penunjang untuk tanaman hidroponik nantinya,’’ kata Amar.
Menurutnya, dengan memanfaatkan aquaponik ini, dapat meningkatkan potensi pertanian dan wisata pada Taman Refugia. Sehingga dapat memberikan edukasi bagi para pengunjung yang datang.
‘’Kami bersyukur pembuatan media aquaponik ini, telah selesai dan berhasil. Walau ada beberapa kendala yang kami alami selama pembuatan. Aquaponik ini kami serahkan kepada Bapak Syahru, pengurus Taman Refugia,’’ ujar Diego Vicky Ardiansyah, Ketua Tim KKN UM. (avi)