AMEG.ID, Jawa Timur - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan sejak september 2022 sampai september 2023 harga beras di Jatim surplus sekitar 9,23 persen. Namun harga tersebut cenderung lebih tinggi.
Melansir Republika, peningkatan harga beras ini dipengaruhi oleh harga gabah kering panen (GKP) dan Gabah kering giling (GKG) yang nominalnya diatas harga pokok yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Jadi HPP-nya di Jawa Timur Rp 5.000, tetapi sampai penggilingan harganya Rp 6.800. Itulah yang menjadikan proses selesai penggilingan beras itu di atas HET. Ini kondisi secara nasional yang harus kita intervensi lebih masif," ujarnya.
Lebih lanjut Khofifah juga menambahkan saat ini Pemprov Jatim juga tengah menggencarkan operasi pasar dengan tujuan untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok khususnya beras. (YO-NY/REPUBLIKA)