Kontrakan di Dolly Habis, Masjid Masih Dibangun

Kontrakan di Dolly Habis, Masjid Masih Dibangun

"Tapi kalau gak sengaja minum, kan gak papa, Mbak," sahut salah seorang santri. Risma cuma bisa geleng-geleng kepala. Bocah-bocah itu sulit diatur. Dia juga mengingatkan agar mereka tidak bergerombol. Masker juga tak boleh dilepas. Mereka harus berbagi ruang dengan teman-temannya.

Di luar pesantren sudah ada santri lain yang menunggu. Ruangan harus dipakai bergantian. Setiap kelas, satu jam.

Tahun ini JeHa mengalami krisis ruang kelas. Sudah ada tiga eks wisma yang sudah dibeli dan dipakai tempat mengaji. Namun, semuanya harus dibongkar tahun ini. JeHa membangun masjid di atas tiga tanah itu. "Sementara kami pakai rumah ustaz dan ustazah," ujar salah satu pendiri JeHa, M. Nasih.

Bangunan bagian depan Masjid JeHa yang masih dalam proses pembangunan.(Foto: Eko Di's Way)

Ada yang merelakan ruang tamunya jadi tempat mengaji. Ada juga yang menyulap tempat parkirnya jadi pesantren.

Saat masjid dibangun, kontrak JeHa yang ada di Dolly habis bulan lalu. Kalau pemiliknya datang meminta gedung dikosongkan, maka ruang mengajar pesantren makin kritis.

Dalam situasi itu, JeHa harus mengatur strategi keuangan. Anggaran difokuskan di Putat Jaya atau mencari kontrakan lain di Dolly.

Kalau uang di kas yayasan dipakai mencari kontrakan baru di Dolly, uang pembangunan masjid bisa tergerus. Setelah dipertimbangkan, akhirnya diputuskan untuk merelakan cabang pesantren di Dolly tutup sementara. Sampai Eks Wisma Lestari yang kini dikontrak JeHa menemukan pembeli.

Dalam kondisi keuangan yang mepet, JeHa justru menggratiskan santrinya. Bahkan yang yatim bisa mendapat bantuan sepatu atau seragam. Yang rusak dapat gantinya. "Gak ngerti, ya. Pasti onok ae rezekine (Tidak tahu, ya. Pasti ada saja rezekinya)," ujar Nasih.

Bahkan ada wali santri yang merelakan uang umrah sekeluarga untuk merealisasikan pembelian tanah dan pembangunan masjid. Mereka merasa uang umrahnya lebih baik diwujudkan jadi amal jariyah.

Donatur juga berdatangan saat JeHa menyebarkan broadcast tentang "Pesantren Dolly Dijual". Pesan berantai yang sempat diprotes Pemkot Surabaya itu berhasil menyita perhatian banyak donatur. Dalam tiga tahun berturut-turut tiga eks wisma berhasil dibebaskan.

Saat uangnya sudah terkumpul, wisma itu tidak bisa langsung dibeli. Ada saja persoalan hukum yang mengganjal. (Doan Widhiandono-Salman Muhiddin)

Dapat Dukungan Advokat dan Notaris, baca besokā€¦(*)

Sumber: