Sepi Peminat, Vaksin Terancam Dibuang
![Sepi Peminat, Vaksin Terancam Dibuang](https://ameg.disway.id/uploads/hongkong.jpg)
A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Kondisi ini sungguh bikin pusing pemerintah Hong Kong. Di kota itu tidak banyak warga yang berminat menerima vaksinasi. Ratusan ribu dosis vaksin pun terancam dibuang karena nyaris kedaluwarsa.
***
AMEG - Hong Kong sejatinya jauh lebih beruntung ketimbang banyak tempat di seluruh dunia. Kota berpenduduk 7,5 juta orang itu relatif mampu mencukupi kebutuhan vaksin untuk seluruh warganya.
Problemnya, warga enggan divaksin. Warga Hong Kong memang mulai kehilangan kepercayaannya kepada pemerintah yang dinilai terlalu tunduk pada Tiongkok. ’’Problem’’ yang lain, warga merasa bahwa kotanya tak butuh vaksinasi. Toh, penularan di sana tidak tinggi. Vaksinasi, bagi warga, seperti tidak urgent.
Kemarin, Thomas Tsang, mantan anggota Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong mengatakan bahwa mereka hanya punya waktu tiga bulan sebelum batch pertama vaksin Pfizer-BioNTech mulai kedaluwarsa. ’’Setiap vaksin punya masa expired. Dan ketika sudah kedaluwarsa, ia tidak bisa dipakai,’’ katanya seperti dikutip Agence France-Presse.
Menurut Tsang, rasanya tidak adil jika Hong Kong seperti duduk-duduk di atas timbunan vaksin yang tak terpakai. Sedangkan di negara lain banyak negara yang kesusahan mendapatkan vaksin.
Hong Kong memang sudah membeli masing-masing 7,5 juta dosis vaksin dari Pfizer-BioNTech dan Sinovac. Mereka juga sudah memesan 7,5 juta dosis dari AstraZeneca. Tetapi, pemesanan itu dibatalkan lantaran Hong Kong lebih memilih menunggu vaksin generasi kedua AstraZeneca tahun depan.
![](https://ameg.id/wp-content/uploads/2021/05/hongkong1.jpg)
Sudah ada 3,2 juta vaksin Pfizer-BioNTech yang sudah dikirim ke Hong Kong. Tetapi, yang disuntikkan baru sekitar 1,2 juta dosis. Padahal, vaksin itu hanya berumur enam bulan. Lalu ada 1 juta dosis lagi yang tidak dipakai karena ada masalah di pengemasan. Ini yang masih belum jelas, apakah akan diganti oleh supplier atau tidak.
Sedangkan dua juta vaksin Sinovac juga sudah dikirimkan. Tetapi, masa kedaluwarsanya lebih panjang. Yakni setahun.
Saat ini, baru 19 persen populasi yang menerima satu dosis vaksin. Sedangkan 14 persen lainnya sudah menerima dua dosis.
![](https://ameg.id/wp-content/uploads/2021/05/hongkong2.jpg)
Yang juga jadi masalah adalah keengganan tenaga medis untuk divaksin. Awal bulan ini, dinas kesehatan setempat mengatakan bahwa hanya ada sepertiga tenaga medis yang mau diimunisasi.
Karena itu, pemerintah Hong Kong pun mengambil langkah terobosan. Mereka membuka kesempatan bagi warga lain untuk divaksin. Di antara mereka ada 40 ribu warga Tiongkok yang punya izin tinggal tetap. Selain itu, ada 13 ribu pengungsi yang juga mau divaksin.
Sekarang di Hong Kong ada ratusan ribu dosis vaksin Pfizer-BioNtech yang hanya punya umur enam bulan. Vaksin-vaksin itu harus disimpan dalam lemari ultradingin.
Politisi Hong Kong pun buka suara soal problem itu. Mereka mengatakan bahwa vaksin itu seharusnya dikirim lagi ke luar negeri daripada mubazir. Selain itu, pemerintah setempat tetap mendorong agar warga mau disuntik. Misalnya, mereka memberikan voucher diskon senilai 5 ribu dolar Hong Kong untuk warga yang divaksin. Itu juga untuk mendongkrak perekonomian.
Ada yang mengkritik bahwa pemerintah seharusnya memberikan uang kontan ketimbang voucher. Atau setidaknya memberikan sertifikat vaksinasi. Tetapi, pada Selasa, Carrie Lam, pemimpin Hong Kong, menolak usul itu. (*)
Sumber: