Sejumlah Wilayah Jatim Sudah Mulai Diguyur Hujan

Sejumlah Wilayah Jatim Sudah Mulai Diguyur Hujan

Kondisi akhir ini jatim diguyur hujan.--

Jawa Timur, AMEG.ID - Menurut prakiraan BMKG Juanda hujan disertai petir akan melanda lebih banyak daerah di Jawa Timur dalam beberapa waktu kedepan setelah Senin (23/9) kemarin beberapa daerah di Jatim rata diguyur hujan termasuk di Malang.

Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, hujan disertai petir akan melanda lebih banyak daerah di Jawa Timur. Berdasarkan informasi yang dibagikan oleh akun resmi Instagram @infobmkgjuanda, hujan petir diperkirakan mengguyur daerah Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, Lumajang, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek dan Tulungagung. 

BMKG menyebut meskipun hujan mulai turun di beberapa wilayah hal itu belum menjadi penanda kalau musim kemarau sudah selesai karena musim hujan belum dimulai dan diprediksi masuk mulai November 2024.

Meski hujan mulai turun di banyak wilayah, hal ini belum menjadi pertanda bahwa musim kemarau telah selesai. BMKG Juanda menjelaskan bahwa musim hujan sebenarnya belum dimulai di Jawa Timur. 

Dalam beberapa hari ke depan, masih terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang. Namun, musim kemarau belum sepenuhnya berakhir. 
Diguyur Hujan Pertama ...

Faktor yang menyebabkan hujan di Jatim pekan ini karena kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan.

1. Pola Konvergensi
Analisis BMKG pada angin di lapisan 3000 FT pada tanggal 23 September 2024 menunjukkan adanya pola konvergensi. Konvergensi terjadi ketika arah angin dari Timur dan Tenggara bertemu, menyebabkan pertumbuhan awan konvektif secara sporadis yang menghasilkan hujan. Pola angin ini memicu terjadinya hujan lokal di berbagai wilayah. 

 

2. Kelembapan Udara Tinggi
Udara di Jawa Timur saat ini sangat lembab, dengan tingkat kelembapan di atmosfer mencapai 60-100% dari lapisan bawah hingga lapisan atas. Kondisi ini memberikan suplai uap air yang cukup banyak, sehingga mempermudah pembentukan awan hujan. Dengan kelembapan yang tinggi, potensi hujan dalam beberapa hari ke depan tetap besar. 

3. Udara Labil
Udara yang lebih hangat dari lingkungan sekitarnya akan mudah terangkat ke atas, dan pada ketinggian tertentu, udara ini berkondensasi menjadi butiran uap air yang membentuk awan. Kondisi udara labil inilah yang turut mendukung terjadinya hujan di Jawa Timur saat ini. 

Sumber: