Ganip Warsito, Pengganti Doni Monardo
AMEG - Sebelum naik ke podium memberi sambutan Letjen TNI Ganip Warsito memanggil dan menggandeng tangan istrinya, Ati Supriati. Setiba di podium, ia meranggeh mic dan merendahkannya.
“Setiap sambutan sehabis pak Doni, saya harus merendahkan mic, karena saya lebih pendek…,” ujar Ganip, memecah suasana sekaligus membuat bibir hadirin merekah karena senyuman.
Ya, pria kelahiran Magelang 23 November 1963, Letjen TNI Ganip Warsito adalah Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19 yang baru. Ia dilantik 25 Mei 2021 pagi, dan melaksanakan sertijab sore harinya di lantai 15, Graha BNPB.
Tak pelak, 25 Mei 2021 menjadi hari bersejarah baginya. Pasalnya, inilah untuk pertama kali dalam 35 tahun kariernya sebagai prajurit, ia menanggalkan baju doreng.
“Ya, saya sudah perintahkan istri saya untuk melipat seluruh baju doreng dan baju dinas militer, karena mulai hari ini saya akan memakai rompi BNPB,” ujar Ganip, disambut tepuk tangan hadirin.
Benar. Sepanjang karier, sejak perwira pertama (pama), perwira menengah (pamen), hingga perwira tinggi (pati) Ganip selalu mendapat penugasan di lingkungan TNI. Mulai dari Komandan Peleton, Panglima Kogabwilhan III, hingga bertengger di jabatan Kasum Mabes TNI. "Alhamdulillah, saya sudah tiga kali menjadi penerus Bang Doni."
Estafet pertama yang diterima Ganip dari Doni adalah Pokdo Tenor salah satu elemen penting dalam Drumb Band Canka Lokananta Akmil, Magelang.
“Beliau mentor tenor waktu kami di drum band Akmil,” ujar mantan Pangdam XIII/Merdeka itu seraya menambahkan, “Saat di drum band akmil, beliau berdiri di penjuru paling kanan sebagai pengatur langkah.”
Estafet kedua adalah tongkat komando Danyonif 741/Satya Bhakti Wirottama di Singaraja, Bali tahun 2001 saat masih berpangkat mayor infanteri. Dua puluh tahun kemudian, peristiwa berulang, Ganip menggantikan Doni sebagai Kepala BNPB.
“Itulah mengapa saya mengatakan, menggantikan bang Doni itu berat. Makanya saya mohon bantuan dan kerjasama semua pejabat dan staf di BNPB, agar apa yang selama ini ditunjukkan pak Doni bisa ditularkan pula kepada saya,” ujar Ganip.
Dulu Ransel, Kini Koper
Ada hal menarik lain yang disampaikan Ganip. Ia telah mengobservasi ruangan di lantai 10, tempatnya berkantor di Graha BNPB. Juga sudah menengok sejumlah ruang lain di gedung yang terletak di Jl Pramuka, Jakarta Timur.
“Satu yang menarik perhatian saya, di ruang-ruang itu saya melihat ada koper. Saya jadi ingat, waktu prajurit yang namanya ransel sudah harus siap. Begitu bel berbunyi, lari berbaris dan seketika siap ditugaskan ke mana saja. Rupanya, di BNPB pun sama. Bedanya, di militer ransel, di BNPB koper,” kata Ganip sambil bercanda, “apa perlu koper-koper itu kita ganti lagi dengan ransel ya?”
Intinya adalah, sebagai aparat kebencanaan, harus selalu siap bergerak. Siap terjun ke medan bencana di mana pun di wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
“Jadi kalau sebelumnya saya keliling Indonesia karena penugasan sebagai prajurit, sekarang bakal keliling Indonesia lagi untuk misi kebencanaan. Saya siap, sebab dari pama sampai bintang tiga, saya selalu di lapangan,” ujar Ganip, mantap.
Sumber: