Resepsi Hari Jadi ke-728 Surabaya
AMEG - Peringatan Hari Jadi ke-728 Kota Surabaya kemarin diperingati di halaman Balai Kota Surabaya. Semua pegawai di lingkungan mengenakan pakaian adat khas Surabaya. Yang pria memakai beskap ala Cak Surabaya yang dikenal dengan istilah Basofian. Untuk yang perempuan memakai pakaian ala Ning Surabaya.
Ini adalah kali pertama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memimpin upacara Hari Jadi Kota Surabaya. Sedikit lebih meriah daripada tahun lalu. Saat itu, Covid-19 di Surabaya lagi ganas-ganasnya. Sehingga acara ulang tahun Surabaya hanya diperingati dengan tumpengan dan doa bersama.
Kini, ada panggung di lokasi acara. Dekorasinya juga lebih serius. Undangan yang hadir juga lebih banyak. Suasananya sudah mirip dengan resepsi.
Dalam sambutannya, Eri berharap Surabaya bisa melewati pandemi Covid-19. Kalau bisa, kata Eri, angka penularan harus semakin menurun. Sehingga perekonomian di Surabaya bisa merangsek naik. Pandemi ini telah membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat Surabaya.
Di sektor ekonomi, lanjut Eri, Surabaya mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bahkan pada tahun lalu, ekonomi Surabaya sempat minus 4,85 persen. Selain itu, tingkat pengangguran terbuka menjadi 9,79 persen.
Peningkatan pengangguran itu disebabkan oleh banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK).
Angka ini cukup tinggi. Bersaing dengan Sidoarjo yang angka pengangguran terbukanya mencapai 10,9 persen. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemkot Surabaya untuk mengatasi pengangguran akibat Covid-19.
Eri mengatakan, selama pandemi melanda Surabaya, setidaknya 23.962 jiwa terpapar virus mematikan itu. Pun telah merenggut 1.371 nyawa. ”Pandemi ini membuat semua kativitas terhambat,” katanya.
Eri berharap perekonomian Surabaya bisa kembali pulih. Ia menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa pada level 6,3 persen pada akhir 2021. Oleh sebab itu, ia meminta bantuan masyarakat untuk melakukan inovasi agar pertumbuhan ekonomi bisa terjadi. ”Surabaya memiliki potensi pemulihan ekonomi yang lebih cepat. Karena lokasinya sangat strategis,” ujar mantan Kepala Bappeko itu.
Eri juga menargetkan mereka yang terkena PHK di Surabaya kembali mendapatkan pekerjaan. Serta memiliki penghasilan minimal Rp 7 juta tiap keluarga. Salah satunya dengan menarik salah satu anggota keluarga yang tidak mampu menjadi pegawai honorer di lingkungan pemkot.
Wakil Wali Kota Surabaya Armudji menambahkan, Pemkot akan menempatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai tiang penyangga perekonomian. Sebab selama ini UMKM terbukti mampu bertahan di tengah serangan covid-19.
Ketua DPRD Surabaya periode 20014-2019 itu akan mendata kembali UMKM yang ada di Surabaya. ”Kami akan memonitor kemudian merumuskan kebijakan intervensi program yang dianggap tepat,” katanya.(*)
Sumber: