Lulusan SMK Harus Bisa Bangun Konstruksi Rumah Tahan Gempa
AMEG – Wilayah Selatan Jatim menyimpan potensi bencana gempa bumi dan tsunami. Salah satu upaya mitigasi yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan building code pada setiap bangunan. Pemprov Jatim pun mendorong lulusan SMK agar memiliki kemampuan mendesain dan membangun konstruksi rumah sederhana tahan gempa.
“Untuk lulusan SMK Prodi Teknologi Batu dan Beton atau Bangunan. Agar mereka memiliki kemampuan mendesain dan membangun konstruksi rumah sederhana tahan gempa. Tentu saja dengan pendampingan ahli,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam akun Instagramnya @Khofifah.IP.
Menurut Khofifah, minimal mereka sudah terbekali dasar keilmuan bangunan tahan gempa.
“Tinggal skill tersebut dipertajam di lembaga pendidikan lain setingkat D2. Semoga planning ini bisa segera terlaksana,” lanjut Khofifah.
Sementara itu dalam Pers Rilis Diskominfo Jatim, Senin (14/6/2021) disebutkan, Pemprov Jatim mendorong lulusan SMK bisa mendesain dan mengkontruksi rumah tahan gempa, ini sebagai peningkatan dari pendidikan vokasi.
Apalagi sudah terkonfirmasi seluruh wilayah Selatan Jawa potensial kemungkinan terjadinya gempa, maupun tsunami. Karena berada di wilayah Ring of Fire.
"Maka bangunan-bangunan tahan gempa ini harus tersosialisasikan, harus terkomunikasikan, dan harus tersuport oleh SDM yang cukup," kata Gubernur Khofifah.
Ia mendorong bagaimana kemudian menyiapkan para lulusan SMK, yang sudah siap untuk membantu menyiapkan konstruksi rumah sederhana tahan gempa. "Kalau SMK ini masih harus ditingkatkan, komunikasi saya dengan Tim ITS, paling tidak dua tahun, kalau setahun tidak cukup, berarti setingkat D2," tuturnya.
Jadi, lanjut Khofifah, lulusan SMK nanti akan punya dua ijazah, yaitu ijazah SMK dan ijazah D2. Dengan begitu, lulusan SMK sudah memiliki sertifikat dari dimana siswa tersebut melakukan pendalaman skill yang dibutuhkan untuk penyiapan rumah rumah tahan gempa.
"Di dalamnya termasuk adalah rumah sederhana yang tahan gempa. Kita harus punya tenaga yang cukup banyak, mereka ekspert, tapi yang sesuai dengan kemampuan masyarakat," katanya. (*)
Sumber: