Perempuan dalam Teknologi Tiongkok 2021
AMEG - Forbes edisi Tiongkok merilis daftar Women in Tech—atau Perempuan dalam Teknologi—2021, Senin lalu (21/6). Daftar itu berisi 50 perempuan. Yang 60 persen di antaranya bekerja di sektor farmasi. Mereka dianggap sangat berjasa mengendalikan pandemi Covid-19. Yang muncul di negeri itu sejak akhir 2019.
Salah seorang di antaranya adalah Chen Wei. Epidemiolog dan ahli virus dari Akademi Teknik Tiongkok, Beijing. Saat ini, perempuan berusia 55 tahun itu menjadi peneliti dan pengajar di Akademi Kedokteran Militer Tiongkok. Juga tercatat sebagai akademisi di Akademi Teknik Tiongkok, Beijing.
Sejak pandemi merebak, Chen memimpin tim untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Dia menggandeng CanSino Biologics Inc, perusahaan farmasi yang berbasis di Tianjin. Untuk menciptakan penangkal virus yang hanya membutuhkan sekali suntikan. Saat ini, vaksin tersebut sudah mendapatkan persetujuan untuk dipasarkan dalam kondisi terbatas.
’’Itu berarti, kekuatan keilmuan dan teknologi Tiongkok sudah menyamai level negara-negara maju di dunia,’’ ulas Forbes tentang pencapaian Chen.
Chen lahir di Lanxi, Zhejiang, pada 1966. Dia mendapatkan gelar sarjana teknik kimia dari Universitas Zhejiang pada 1988. Lalu gelar master dia peroleh pada 1991, dari Universitas Tsinghua. Dia melanjutkan pendidikan jenjang doktoral di Akademi Kedokteran Militer Tiongkok, dan mendapatkan gelar pada 1998.
Mei lalu, perempuan yang banyak mendapatkan gelar atas pencapaian di bidang teknologi kesehatan itu terpilih sebagai wakil presiden Asosiasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tiongkok. Tahun lalu, atas kontribusinya selama pandemi, dia bahkan mendapat gelar kehormatan Pahlawan Rakyat.
Berdasarkan data Forbes Tiongkok, selain industri farmasi, sektor kedua yang mengisi list Women in Tech adalah mereka yang bekerja di perusahaan startup. Sisanya bekerja di bidang ritel dan hardware.
Dari 50 perempuan yang masuk list, usia rata-rata mereka adalah 38,38 tahun. Cukup muda. Yang paling tua berumur 79 tahun. Sedangkan yang termuda adalah 32. Di antara mereka, 26 persen lulusan sarjana. Lalu 40 persen menyandang gelar master. Dan sisanya bergelar doktor. Sedangkan 24 persen di antaranya pernah sekolah di luar negeri.
Menurut editorial Forbes, daftar Women in Tech bertujuan untuk mengapresiasi capaian-capaian luar biasa perempuan Tiongkok dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekaligus menunjukkan bahwa keberagaman dan inklusivitas perempuan berperan sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
’’Ke-50 perempuan yang masuk dalam list ini tidak hanya memiliki semangat kewirausahaan yang tinggi, serta latar belakang yang dalam soal iptek,’’ tulis editorial Forbes. ’’Tapi juga sangat lihai memanfaatkan kegigihan mereka yang unik untuk menghadirkan perspektif baru dan inovatif dalam bidang iptek,’’ lanjutnya. (*)
Sumber: