Sekolah Tatap Muka di Batu Resmi Ditunda

Sekolah Tatap Muka di Batu Resmi Ditunda

AMEG - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat membuat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di Kota Batu ditunda.

Segala persiapan sebenarnya telah dilakukan Dinas Pendidikan (Dindik), mulai verifikasi sekolah, vaksinasi guru, hingga survei orang tua.

Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, mengakui, sebenarnya persiapan sekolah tatap muka sudah dilakukan dan bisa dilangsungkan bila kondisi pandemi sudah kondusif.

Simulasi sekolah tatap muka di Kota Batu. (Ananto/ameg.id)

"Saat ini situasi dan kondisinya tidak kondusif. Kami tunggu hingga benar-benar aman dan memungkinkan anak-anak sekolah tatap muka," kata Dewanti, Selasa (6/7/21).

Menurutnya, peserta didik harus benar-benar dilindungi dengan baik, sehingga hal-hal yang tak diinginkan bisa dihindari, mereka calon penerus bangsa, harus selalu dijaga.

Penundaan KBM tatap muka secara resmi dikabarkan Kepala Dindik Kota Batu, Enny Rachyuningsih, melalui Surat Edaran (SE) No. 420/5757422.101/2021 yang ditujukan kepada jenjang pendidikan, mulai SD/MI, SMP/MTs hingga SMA/MA. Intinya, sistem pembelajaran kembali menerapkan Daring (dalam jaringan).

Enny Rachyuningsih, Kepala Dindik Kota Batu (Foto: Ananto/ameg.id)

"SE itu sebagai tindak lanjut Instruksi Mendagri No 15 tentang PPKM Darurat. Otomatis KBM tatap muka ditunda," tegasnya.

Pihaknya juga sosialisasi kepada sekolah, diteruskan kepada wali murid, bahwa Kota Batu masuk level 4, atau penularan cukup tinggi.

Seyogyanya, jika KBM tatap muka digelar, dimulai dari kelas lX SMP/MTs terlebih dulu. Lalu berlanjut ke jenjang di bawahnya, dengan catatan tak ada kasus penularan.

Kembali ditundanya KBM tatap muka dan diberlakukannya sistem pembelajaran Daring bukan tanpa konsekuensi, karena berpotensi menurunkan kompetensi belajar peserta didik. Kondisi itu berdampak kerugian sangat besar bagi peserta didik. Dampak jangka panjangnya akan mengalami kehilangan generasi penerus yang berkualitas.

Simulasi sekolah tatap muka di Kota Batu. Ananto/ameg.id

Ketua Komisi C DPRD, Khamim Tohari, tak ingin risiko itu menimpa peserta didik Kota Batu. Dia meminta Dindik menyusun strategi jitu agar hal itu tak terjadi.

"Guru berperan vital menanggulangi masalah ini, jadi harus kreatif dari sisi pengetahuan pedagogik, agar pembelajaran Daring bisa menyenangkan. Dengan begitu transformasi ilmu bisa optimal," tandasnya.

Khamim juga menilai, kualitas pembelajaran Daring yang telah berjalan selama ini dirasa masih kurang maksimal, karena guru hanya memberi tugas kepada peserta didik, sedangkan hubungan emosional antara guru dan peserta didik tak terbangun.

"Saya melihat, selama Daring ini rata-rata guru hanya memberi tugas online. Murid disuruh mengerjakan dan mengumpulkan. Metode seperti itu jelas kurang maksimal," katanya. (*)

Sumber: