Pujasera Alun-alun Ditutup, Begini Keluhan Pedagang

Pujasera Alun-alun Ditutup, Begini Keluhan Pedagang

AMEG - Pedagang kuliner di Pujasera Alun-alun Kota Situbondo  mengeluh  tidak bisa berjualan di kawasan itu  sejak tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021.

Tak sedikit dari mereka, sepekan berlakunya PPKM Darurat sudah mulai menggadaikan barang berharga miliknya. Tapi bagi yang tidak memiliki apa-apa, juga harus menggadaikan dan menjual barang seadanya.

 “Bayangkan saja, setelah kita jualan di luar pujasera, dari pagi sampai pukul 20.00 WIB malam, kita hanya dapat penghasilan Rp 10.000. Mau makan apa pas?" tutur Tolak Itok Kacung, salah satu PKL Kopi Pujasera Alun-alun Situbondo. 

Mau tidak mau ia pun harus jual barang yang ada. Mulai dari kompor dan sepeda ontel untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Kalau seperti ini terus, lebih baik saya ikut perang saja sekalian mati,” ungkapnya kesal. 

Beda dengan Ida Nurbadriyah. Ia mewakili temannya mengaku, hanya sekali sejak wabah Covid-19 mendapatkan bantuan. Kini tiba-tiba dilarang berjualan. Sementara ini hanyalah satu-satunya untuk mendapatkan penghasilan keluarga sehari-harinya.

“Karena hampir semua PKL Pujasera di alun-alun kota  punya tanggungan dan sebentar lagi anak-anaknya mau membayar biaya sekolah, untuk tahun ajaran baru,” jelas Badriyah, panggilan akrabnya.

Mereka mengaku heran dengan kebijakan Pemkab Situbondo menutup total pujasera. Menurut mereka  PPKM Darurat hanya membatasi kegiatan,  agar tidak berjualan di atas pukul 20.00 WIB.

Ketua Paguyuban PKL Pujasera Alun-alun Situbondo, Didik Haryadi berharap Pemkab dan Satgas Covid-19 Kabupaten, memperhatikan keluhan para PKL tersebut.

Kebijakan menutup aktifitas kuliner pujasera dianggap terlalu berlebihan dan merugikan  pedagang. 

“Ini akses jalan menuju Masjid Agung Al-Abror dan alun-alun kota agar dibuka sesuai dengan aturan PPKM. Yakni, pukul 07.00 WIB – 20.00 WIB. Janganlah ditutup total seperti sekarang ini. Kami ini pasti menerapkan protokol kesehatan (prokes) sesuai anjuran pemrintah. Tapi jangan bunuh penghasilan kami,” ulasnya, penuh harap.

Ada 100 lebih PKL Alun-alun Pujasera yang tidak berjualan lagi akibat kebijakan tersebut. Hanya ada 7 yang memaksa berjualan di trotoar untuk menyambung hidup keluarganya. 

Karenanya, ia berharap agar pujasera alun-alun tidak ditutup total, tetapi cukup dibatasi waktu berjualan. (*)

Sumber: