Perut Lapar Bikin Susah Mikir, Kenapa?
AMEG - Sifat impulsif dimiliki oleh semua orang. Dapat muncul dalam beberapa tingkatan. Lawan dari sifat ini adalah kendali diri. Seseorang bisa dengan sengaja menunda sesuatu yang 'mengasyikkan' untuk hal lainnya.
Begitu pula saat lapar. Peneliti di University of Gothenburg, Swedia mengatakan. Dorongan untuk sifat impulsif ini bisa meningkat. Lantaran tubuh akan memproduksi hormon bernama ghrelin.
Tes pada tikus memperlihatkan hormon ini mampu memengaruhi otak. Untuk mengetahuinya, tim melatih tikus.
Melakukan tes sederhana. Menekan tuas sebagai acuan ukuran tingkat impulsif.
Tes pertama. Tikus akan diberikan makanan. Jika memencet tuas pada sinyal 'jalan'.
Tes kedua. Tikus akan diberikan makanan. Jika menahan dan menekan tuas beberapa detik setelah sinyal.
Tes ketiga. Tikus akan diberikan beberapa makanan. Jika menahan beberapa detik setelah sinyal.
Ketika eksperimen berlangsung, para tikus sedang tak lapar. Namun peneliti menyuntikkan hormon ghrelin langsung ke otak.
Hasilnya dipublikasikan di jurnal Neuropsychopharmacology. Menunjukkan dari tiga tes tersebut.
Para tikus terbukti gagal. Karena apapun kondisinya mereka langsung memencet tuas.
Lebih jauh lagi, ketika tikus tak disuntikkan hormon. Tapi dibiarkan berpuasa. Hasilnya sama dengan para tikus. Langsung memencet tuas untuk makanan.
"Hasil penelitian kami menunjukkan. Efek ghrelin ke daerah tegmental ventral. Bagian dari otak yang merupakan komponen penting dari sistem reward, bisa membuat tikus menjadi impulsif. Lebih penting lagi ketika kita membatasi ghrelin. Sifat impulsif ini berkurang drastis," kata salah satu peneliti, Karolina Skibicka, seperti dikutip dari Medical News Today.
Menurut Skibicka studi bisa berdampak pada bidang pengembangan obat psikoaktif. Saat ini diketahui memang sudah berjalan penelitian yang melihat senyawa antighrelin sebagai obat untuk obesitas. (*)
Sumber: